TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara atau Wamen BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan perkembangan terbaru soal rencana merger atau penggabungan maskapai penerbangan negara Pelita Air dengan Citilink.
Pria yang akrab disapa Tiko tersebut menyatakan rencana merger Pelita Air dengan Citilink masih dalam tahap kajian. Saat ini ada dua opsi, yaitu Pelita Air masuk ke Citilink secara license atau lisensi atau Pelita Air bergabung dengan holding BUMN aviasi dan periwisata PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney.
"Jadi belum ada keputusan mau ke InJourney atau Citilink, tapi tergantung dari kemampuan Garuda untuk restrukturisasi," ujar Tiko saat ditemui di sela-sela acara The 4th Indonesia Human Capital Summit 2023 di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat pada Senin, 6 November 2023. "Kita akan review hingga akhir tahun, apakah Garuda sudah sehat enggak di akhir tahun ini."
Adapun PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk yang merupakan induk dari PT Citilink Indonesia sempat hampir pailit pada tahun lalu. Tapi pada Juni 2022, proposal perdamaian Garuda Indonesia diterima kreditor lewat proses penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU). Kala itu, total utang Garuda Indonesia yang dicatat dan diakui Tim Pengurus PKPU mencapai Rp 142 triliun.
Usai proses restrukturisasi utang, Garuda mengklaim keuntungan sekitar Rp 58 triliun pada 2022 setelah pada tahun sebelumnya mencatat rugi sebanyak Rp 59 triliun. Adapun pada paruh pertama tahun ini, emiten berkode GIAA ini membukukan kerugian sebesar Rp 1,16 triliun.
Lebih jauh, Tiko menuturkan cashflow atau arus kas Garuda Indonesia sudah mulai positif. Hanya saja ekuitasnya masih negatif.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan kuartal III 2023 yang belum diaudit, total ekuitas Garuda Indonesia tercatat negatif sebesar US$ 1,61 miliar atau sekitar Rp 24,95 triliun (asumsi kurs Rp 15.501 per dolar AS).
"Karena kalau negatif ekuitas, sulit untuk dapat leasing pesawat ke depan," jelas Tiko. "Oleh karena itu, kita rampingkan dulu."
Oleh sebab itu, pihaknya akan melakukan review kembali hingga Garuda Indonesia memiliki ekuitas negatif yang minim. Meski demikian, dia menyebut Garuda Indonesia dan Citilink sudah positif secara operasi.
AMELIA RAHIMA SARI | CAESAR AKBAR
Pilihan Editor: Pelita Air akan Dipecah Jadi Dua Perusahaan, Ini Penjelasan Wamen BUMN