Adapun kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin pagi melemah 0,06 persen atau 10 poin menjadi Rp 15.883 per dolar AS dari sebelumnya Rp 15.873 per dolar AS.
"Kita akan terus menyinkronkan kebijakan moneter dan fiskal agar dalam situasi di mana pemacunya adalah negara seperti AS, dampaknya bisa kita mitigasi dan kita minimalkan baik terhadap nilai tukar, inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas sistem keuangan," ucap Sri Mulyani.
Sinkronisasi kebijakan moneter dan fiskal ini, kata Sri Mulyani, dilakukan secara intensif atas kondisi perekonomian di Amerika Serikat yang masih cukup kuat. Saat ini, pelaku pasar membaca kebijakan suku bunga global di level tinggi dalam jangka waktu panjang atau higher for longer.
Akibatnya, banyak investor menarik modal asingnya ke Amerika Serikat sehingga membuat indeks dolar AS menguat secara global. Adapun pada penutupan perdagangan kemarin, mata uang rupiah melemah 61 poin atau 0,38 persen menjadi Rp 15.994 per dolar AS dari penutupan sebelumnya sebesar Rp 15.873 per dolar AS. Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Senin turut melemah ke posisi Rp 15.943 dari sebelumnya Rp 15.856 per dolar AS.
Selain Sri Mulyani, dalam kesempatan itu juga ada anggota KSSK lainnya yakni Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Ketua DK Otoritas Jasa Keuangan Mahendra Siregar, dan Ketua DK Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa.
ANTARA
Pilihan Editor: Sri Mulyani Waspadai Dampak Memanasnya Timur Tengah ke Subsidi BBM: Instrumen Segera Dirumuskan