TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Investasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyebutkan penanaman modal asing (PMA) atau investasi yang masuk Indonesia tidak lagi didominasi Cina. Bahlil mengatakan investasi juga datang negara-negara lain, seperti Jepang, Amerika, bahkan Belanda dan Korea Selatan.
Sepanjang Januari hingga September 2023, investasi dari Cina juga masih kalah dari Singapura. Negeri tirai bambu menduduki peringkat kedua dengan realisasi investasi senilai US$ 5,6 miliar. Sedangkan Singapura menduduki posisi pertama dengan realisasi US$ 12,1 miliar.
"Ini menunjukkan bahwa investasi kita tidak lagi dikuasai oleh suatu negara, yang selama ini diisukan seolah-olah kita investasinya dari Cina saja," ujar Bahlil di Kantor Kementerian Investasi pada Jumat, 20 Oktober 2023.
Kendati demikian, Bahlil tidak menampik jika Cina masih menjadi investor yang paling agresif. Sedangkan negara-negara Eropa atau Amerika, kata dia, investasinya bagus tetapi terlalu lama dalam proses feasibility study (FS). "Jadi, negosiasinya butuh iman yang kuat. Harus telaten," kata Bahlil.
Adapun soal investasi Cina, Presiden Jokowi juga baru mengantongi investasi senilai US$ 12,6 miliar atau Rp 197 triliun. Investasi yang dihasilkan dari kunjungan kepala negara ke Cina itu akan direalisasikan untuk pengembagan industri baterai listrik, energi hijau, dan teknologi kesehatan di tanah air.
Kerja sama senilai US$ 12,6 miliar itu terjalin antara perusahaan swasta-swasta, badan usaha milik negara (BUMN)-swasta, maupun BUMN-BUMN. Ada 11 dokumen yang ditandatangani dalam Forum Bisnis Indonesia-Republik Rakyat Tiongkok (RRT) di China World Hotel, Beijing, pada Senin, 16 Oktober 2023.
Bahkan, menurut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi ad-interim Erick Thohir, potensi kerja sama tersebut dapat menembus US$ 29 miliar atau Rp 455 triliun.
RIRI RAHAYU | DANIEL A. FAJRI
Pilihan Editor: China Mulai Investasi Proyek Energi Baru Terbarukan, Bahlil: Cari Saja yang Ada