TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi melakukan rangkaian kunjungan kerja ke Beijing, Cina pada Senin kemarin, 16 Oktober 2023. Dalam keterangannya, Jokowi mengungkapkan bahwa lawatannya ini adalah untuk pertemuan bilateral dengan Presiden Xi Jinping dan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-3 Belt and Road Forum (BRF) for International Cooperation.
Jokowi juga dijadwalkan akan bertemu Perdana Menteri (PM) Cina Li Qiang dan Ketua Parlemen Zhao Leji. Dalam pertemuan tersebut, akan dibahas sejumlah isu prioritas, mulai dari perdagangan hingga investasi antar kedua negara.
“Sejumlah isu prioritas yang akan kita bahas dengan RRT, antara lain peningkatan ekspor Indonesia, peningkatan investasi, dan pembangunan ketahanan pangan,” ucap Jokowi, Senin, 16 Oktober 2023.
Dari kunjungan kerja tersebut, Jokowi berhasil mengantongi sejumlah kerja sama dengan pemerintah Cina. Lantas, apa saja kerjasama dan investasi yang berhasil didapatkan dari pertemuan bilateral tersebut?
Kantongi Investasi Rp 197 Triliun
Pada kunjungan kerja kali ini, Presiden Joko Widodo alias Jokowi didampingi sejumlah delegasi Indonesia lainnya. Mulai dari Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Menteri Badan Usaha Milik Negara selaku Ad Interim Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Erick Thohir, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
Kepala Negara dan para wakil Indonesia tersebut menghadiri Forum Bisnis Indonesia-Republik Rakyat Tiongkok (RRT) yang digelar di China World Hotel, Beijing, pada Senin, 16 Oktober 2023. Hasil dari pertemuan bisnis tersebut, ditandatangani 11 dokumen kerja sama senilai US$ 12,6 miliar atau sekitar Rp 197 triliun.
Kerja sama ini terjalin antara perusahaan swasta-swasta, BUMN Swasta, maupun BUMN-BUMN. Dana segar dari investor Cina ini didapatkan untuk pengembangan industri baterai listrik, energi hijau, dan teknologi kesehatan di Tanah Air.
Menteri Koordinator Bidang Investasi dan Maritim ad-interim Erick Thohir mengatakan potensi kerja sama ini dapat menembus US$ 29 miliar atau Rp 455 triliun. “Kita ingin menjadi negara industri yang jadi bagian supply chain dunia,” kata Erick, dikutip dari keterangan video Biro Pers Istana.
Erick mengatakan total ada 31 pemangku kepentingan yang terlibat dalam investasi ini, termasuk 9 dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Ia menyebut contoh PT PLN (Persero) yang menjalin kerja sama dengan pembangkit listrik milik pemerintah Cina.
“Ke depan kan listrik ini harus hijau. Tadi kita lihat kerja sama hydropower bagi PLN,” kata Erick merujuk pada kesepakatan di forum Forum Bisnis Indonesia-Republik Rakyat Tiongkok.
Pada kesempatan tersebut, Jokowi juga memuji investasi dan kontribusi para pengusaha Cina dalam pembangunan di Indonesia. Ia menganalogikan investasi Cina itu seperti Bruce Lee dan gerangan Wing Chun-nya.
“Cepat dan tepat,” kata Jokowi dalam pembukaannya.
Selanjutnya: Jokowi Minta Realisasi Investasi di IKN…