TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyambut keinginan Sri Lanka untuk membentuk perjanjian perdagangan preferensi atau preferential trade agreement (PTA) dengan Indonesia. Penjajakan PTA di antara Indonesia dan Sri Lanka ini terjadi saat Jokowi melaksanakan pertemuan bilateral dengan Presiden Ranil Wickremesinghe pada Selasa, Oktober 2023 di China World Hotel, Beijing.
Berdasarkan data yang dikutip Biro Pers Istana, volume perdagangan Indonesia-Sri Lanka turun 27,5 persen pada 2022. “Sehingga dibutuhkan upaya bersama untuk meningkatkan nilai perdagangan kedua negara,” tulis keterangan tertulis Sekretariat Presiden tanpa memberikan keterangan detail.
PTA merupakan blok perdagangan yang memberikan akses istimewa terhadap produk tertentu dari negara peserta. Hal ini dilakukan dengan mengurangi tarif namun tidak dengan menghapuskannya sepenuhnya. Ini adalah tahap pertama integrasi ekonomi.
Dalam pertemuan yang sama dengan Ranil, Jokowi meminta Sri Lanka untuk mencabut kebijakan larangan impor minyak sawit Indonesia. Ia mengatakan minyak sawit merupakan komoditas unggulan Indonesia yang diproduksi dengan memperhatikan standar lingkungan.
“Saya usul kita bentuk mekanisme khusus untuk membuka kembali akses pasar minyak sawit Indonesia di Sri Lanka,” katan Jokowi dikutip keterangan tertulis Biro Pers Istana.
Sri Lanka melarang impor sawit termasuk dari Indonesia pada April 2021. Presiden Sri Lanka saat itu, Gotabaya Rajapaksa mengatakan keputusan larangan impor minyak sawit diberlakukan agar membuat negara tersebut bebas dari perkebunan kelapa sawit dan konsumsi minyak sawit.
Selain itu, Jokowi menyampaikan soal peluang Badan Usaha Milik Negara RI kepada Ranil terutama di bidang pengadaan gerbong kereta api dan pencetakan paspor elektronik Sri Lanka. Turut dibahas juga kerja sama ekonomi biru.
Presiden Jokowi melakukan kunjungan selama dua hari ke Cina pada 17 - 18 Oktober 2023. Setelah bertemu dengan sejumlah para investor di Cina kemarin, Jokowi juga dijadwalkan bertemu Presiden Xi Jinping pada hari ini.
Pada Selasa pagi, 17 Oktober 2023, Jokowi melaksanakan pertemuan bilateral dengan Li Qiang di Diaoyutai State House, Beijing, pada Selasa, 17 Oktober 2023. Dalam pertemuan itu, presiden mengapresiasi kemitraan strategis komprehensif antara Indonesia-Cina yang berkembang sangat baik dalam 10 tahun terakhir.
Pilihan Editor: Kereta Argo Wilis dan Argo Semeru Kecelakaan, PT KAI Minta Maaf