TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta Sri Lanka untuk mencabut kebijakan larangan impor minyak sawit Indonesia. Jokowi mengatakan minyak sawit merupakan komoditas unggulan Indonesia yang diproduksi dengan memperhatikan standar lingkungan.
Jokowi menyampaikan ini saat pertemuan bilateral dengan Presiden Sri Lanka Ranil Wickremesinghe pada Selasa, Oktober 2023 di China World Hotel, Beijing. “Saya usul kita bentuk mekanisme khusus untuk membuka kembali akses pasar minyak sawit Indonesia di Sri Lanka,” katanya dikutip keterangan tertulis Biro Pers Istana.
Sri Lanka melarang impor sawit termasuk dari Indonesia pada April 2021. Presiden Sri Lanka saat itu, Gotabaya Rajapaksa, mengatakan keputusan larangan impor minyak sawit diberlakukan agar membuat negara tersebut bebas dari perkebunan kelapa sawit dan konsumsi minyak sawit.
Impor sawit Sri Lanka saat itu mayoritas berasal dari Indonesia dan Malaysia. Para ahli lingkungan mengatakan produksi minyak sawit telah menyebabkan deforestasi yang meluas dan kerusakan ekosistem. Uni Eropa memberlakukan kebijakan khusus mengenai ini.
Dalam keterangan Biro Pers Istana, Jokowi tidak mengelaborasi lebih lanjut soal larangan impor yang diberlakukan Sri Lanka. Sampai 16.00 WIB, belum ada pernyataan dari Ranil yang bisa dikutip mengenai kebijakan impor sawit.
Selanjutnya: Selain membahas soal larangan impor sawit....