TEMPO.CO, Jakarta - Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), surplus neraca perdagangan Indonesia berlanjut pada September 2023 sebesar 3,42 miliar dolar AS. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono, mengatakan angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan surplus pada Agustus 2023 sebesar 3,12 miliar AS.
“Bank Indonesia memandang perkembangan ini positif untuk menopang ketahanan eksternal perekonomian Indonesia lebih lanjut,” ujar Erwin dalam keterangan resmi, dikutip Selasa, 17 Oktober 2023.
Ke depan, kata Erwin, Bank Indonesia akan terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas lain guna terus meningkatkan ketahanan eksternal dan mendukung pemulihan ekonomi nasional.
Adapun sumber utama surplus neraca perdagangan September 2023 ini adalah berlanjutnya surplus neraca perdagangan nonmigas. “Surplus neraca perdagangan nonmigas mencapai 5,34 miliar dolar AS, meningkat dibandingkan dengan capaian pada bulan sebelumnya sebesar 4,46 miliar dolar AS,” ujar Direktur Eksekutif itu.
Menurutnya, kinerja positif ini didukung oleh tetap kuatnya ekspor nonmigas terutama besi dan baja, produk logam mulia dan perhiasan, serta komoditas nikel.
Berdasarkan negara tujuan, ekspor nonmigas ke Tiongkok, Amerika Serikat, dan India tetap menjadi kontributor utama ekspor Indonesia. “Sementara itu, impor nonmigas tetap kuat sejalan dengan berlanjutnya perbaikan aktivitas ekonomi,” tutur Erwin.
Di sisi lain, defisit neraca perdagangan migas tercatat meningkat menjadi 1,92 miliar dolar AS pada September 2023. Angka ini sejalan dengan kenaikan impor minyak mentah dan hasil minyak yang lebih tinggi dari kenaikan ekspor minyak mentah.