TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan masih ada 238 kabupaten/kota di Indonesia yang mengalami kenaikan harga beras. Menanggapi hal itu, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi meminta agar Pemerintah Daerah berkoordinasi untuk segera menurunkan harga komoditas ini.
"Jadi seluruh pimpinan daerah yang tidak punya beras, baik di pasar tradisional maupun ritel bisa menghubungi Bulog," kata Arief di kantornya, Jakarta Selatan pada Senin, 16 Oktober 2023.
Arief yang juga menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Pertanian mengatakan pihak akan meninjau daerah mana saja yang kekurangan stok beras Bulog. Sebab, ujarnya, setiap beras harus memiliki stok beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dan menjualnya sesuai harga eceran tertinggi atau HET.
Sementara itu, berdasarkan Panel Harga Bapanas, harga beras medium secara nasional per 16 Oktober 2023 sudah turun sebesar 0,38 persen menjadi Rp 13.160 per kilogram. Namun, angka ini masih jauh lebih besar dibandingkan HET Rp 10.900 per kilogram. Sedangkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, tercatat harga beras medium masih melonjak 0,34 persen menjadi Rp 14.600 per kilogram.
Adapun pemerintah telah menyiapkan 640.000 ton cadangan beras pemerintah untuk bantuan sosial atau bansos. Bansos ini dibagikan kepada 21,3 juta kelompok penerima manfaat (KPM) untuk tiga bulan. Program ini, kata Arief, juga akan diteruskan hingga tahun depan.
Selain itu, Arief berujar Presiden Joko Widodo alias Jokowi telah memerintahkan penyaluran 200.000 ton beras komersial milik Bulog melalui penggiling padi se-Indoesia. pendistribusian ini dilakukan untuk memenuhi pasar modern dan tradisional.
Jokowi juga memerintahkan Bapanas dan Bulog untuk memenuhi pasokan Pasar Induk Beras Induk Cipinang (PIBC). Adapun saat ini, Arief mengatakan Bulog sudah menggelontorkan 8.000-9.000 ton ke PIBC. Untuk mengantisipasi tindakan penyelewengan stok, penyaluran beras Bulog ke PICB pun dikawal oleh Satgas Pangan Polri.
RIANI SANUSI PUTRI