TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mirza Adityaswara, mengatakan pangsa pasar perbankan syariah Indonesia tumbuh 7,3 persen dari total industri perbankan nasional per Juni 2023.
“Pertumbuhan ini ditopang oleh 13 Bank Umum Syariah, 20 Unit Usaha Syariah, dan 171 Bank Perekonomian Rakyat (BPR) Syariah, dengan sebaran porsi aset 65,7 persen bank umum syariah, 31,7 persen unit usaha syariah, dan BPR syariah sebesar 2,5 persen,” kata Mirza dalam acara Ijtima’ Sanawi di Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Jumat, 13 Oktober 2023.
Dari sektor pasar modal syariah, pangsa pasar produk sukuk korporasi, sukuk negara, dan reksadana syariah mencapai 12,7 persen. Sedangkan pangsa pasar saham syariah telah mencapai 56 persen terhadap seluruh emiten saham yg tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Selain itu, pertumbuhan aset keuangan syariah Indonesia secara keseluruhan mencapai Rp 2.450 triliun per Juni 2023. “Angka ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 13,3 persen year on year (yoy) dengan market share (pangsa pasar) sebesar 10,94 persen terhadap total keuangan nasional,” kata Mirza.
Perkembangan positif ini, menurut Mirza, menunjukan bahwa sektor keuangan syariah memiliki peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi secara nasional. “Setelah mengalami perlambatan akibat pandemi dan kondisi global yang tidak menentu, industri perbankan syariah nasional berhasil mencatatkan pertumbuhan yang cukup baik,” kata Wakil OJK itu.
Bahkan, Indonesia juga telah mendapat penghargaan tingkat nasional sebagai The Best Islamic Capital Market selama 4 kali berturut-turut, 2019–2022. Penghargaan ini diberikan oleh Global Islamic Financial Award.
Pengakuan dunia terhadap perkembangan ekonomi syariah di Indonesia juga ditunjukkan melalui laporan Islamic Finance Development Report Tahun 2022 yang menempatkan Indonesia pada peringkat ketujuh aset keuangan syariah global.
Pilihan Editor: LHKPN Syahrul Yasin Limpo Janggal, ICW Desak KPK Dalami