Kepala negara juga meminta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan ramalan cuaca secara jelas kepada masyarakat. "Kemudian Bapak Presiden meminta BMKG menyampaikan ramalan cuaca dan proyeksi ke depan," tutur Siti Nurbaya.
Adapu Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebutkan puncak El Nino masih akan bertahan hingga akhir Oktober, dan pada November mulai terjadi transisi dari kemarau ke musim hujan. El Nino diprediksi moderat hingga akhir tahun, melemah di Februari-Maret, dan berakhir di bulan Maret.
“Namun, alhamdulillah karena adanya angin monsun dari arah Asia sudah masuk ini mulai November, jadi kita akan insyaallah mulai turun hujan di bulan November," tutur Dwikorita. "Artinya pengaruh El Nino akan mulai tersapu oleh hujan sehingga diharapkan kemarau kering itu insyaallah berakhir secara bertahap, ada yang sebelum November tapi sebagian besar mulai November, ada yang lebih mundur lagi."
Sementara itu, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Harvick Hasnul Qolbi menyebutkan terjadi penurunan produksi, utamanya di sektor tanaman pangan yang terdampak El Nino. Untuk meningkatkan stok cadangan beras pemerintah (CBP), ia melanjutkan, pemerintah melakukan impor agar harga di pasar tetap terkendali.
“Jadi untuk menekan harga di pasar, kita coba siasati dengan membanjiri produk. Mudah-mudahan ini cukup efektif kita lakukan, bersinergi dengan kementerian/lembaga lain utamanya Kemendag (Kementerian Perdagangan), juga dengan Bapanas (Badan Pangan Nasional),” kata Harvick.
ANTARA
Pilihan Editor: Bapanas Batasi Pembelian Beras: Supaya Masyarakat Bijak Berbelanja