Pada Januari 1970, Pontjo memutuskan untuk menikah dengan Darwina Sudarminingsih, anak Soedarsono yang merupakan mantan prajurit Tentara Nasional Indonesia. Keduanya adalah teman kecil karena rumahnya yang sama-sama terletak di Menteng, Jakarta Pusat. Dari pernikahannya ini, Pontjo memiliki enam anak perempuan dan satu anak laki-laki.
Karier Bisnis Pontjo Sutowo
Perjalanan karier bisnis Pontjo Sutowo dimulai saat dia masih berusia 20 tahun. Saat itu, dia meyakinkan ayahnya yang menjabat sebagai Direktur Utama Pertamina untuk mengizinkannya terjun ke dunia bisnis.
Kecintaan Pontjo pada bidang kemaritiman membuatnya memutuskan untuk mendirikan perusahaan galangan kapal dengan nama PT Adiguna Shipyard sebagai perusahaan pertamanya. Kala itu dia menjual motor tempel kapal impor merek Mercury di daerah Pintu Air, Jakarta Pusat.
Berawal dari membuat tongkang kecil, melalui perusahaannya, Pontjo berhasil membuat kapal dengan berbagai ukuran. Bahkan pada 1972, PT Adiguna Shipyard mampu membuat 500 kapal tanker dengan bobot 3.500 DWT. Jumlah galangan kapalnya pun bertambah menjadi empat galangan. Tak hanya itu, perusahaan ini juga menjadi yang pertama kali membawa teknologi fiberglass ke Indonesia.
Pada 1972, Pontjo bertemu dengan Abdul Latief yang kemudian mengajaknya untuk mendirikan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI). Pada kepengurusan pertama tahun 1972-1973, dia menjabat sebagai Ketua Sektor Keuangan dan Perbankan. Dia juga pernah menduduki posisi sebagai Ketua II pada kepengurusan tahun 1973-1975.
Setelah sukses di bisnis perkapalan, Pontjo kemudian melebarkan sayapnya dengan terjun ke usaha perhotelan. Dia mengambil alih manajemen operasional Hotel Hilton (sekarang Hotel Sultan) milik ayahnya pada 1982 setelah mengalami masalah. Hotelnya tersebut sudah ada sejak 1976.
Dia juga memimpin bisnis konglomerasi milik ayahnya melalui PT Nugra Santana atau Group Nugra Santana. Grup yang berdiri pada 1973 ini memiliki banyak anak perusahaan di berbagai sektor, seperti bidang keuangan, farmasi, pelayaran, dan energi. Kemudian pada 1986, Pontjo terpilih sebagai Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) hingga tahun 2001.
RADEN PUTRI
Pilihan Editor: Duduk Perkara Pontjo Sutowo Vs Pemerintah di Kasus Lahan Hotel Sultan