"Hal ini juga memberikan efisiensi biaya yang signifikan dan tentu saja kepastian ketersediaan rig," katanya.
Lebih lanjut, Wahju menyampaikan saat ini SKK Migas dan KKKS mengoptimalkan pekerjaan pemboran dan proses mobilisasi maupun demobilisasi rig dari satu lokasi ke lokasi lain dalam wilayah kerja yang sama maupun ke wilayah kerja KKKS lain yang masuk dalam kontrak payung penggunaan rig tersebut.
"Agar rig optimal, selain kami melakukan optimalisasi penggunaan rig agar sesuai dengan jadwal yang ada, kami juga melakukan upaya agar proses mobilisasi maupun demobilisasi rig bisa semakin dioptimalkan," kata Wahju lagi.
Pekerjaan pemboran sumur pengembangan yang masif tersebut juga harus menjaga aspek health, safety & environment (HSE). Terkait hal tersebut, Wahju bersyukur bahwa sejak triwulan-II 2023 hingga saat ini semua kegiatan bisa berjalan lancar tanpa kendala. Dampaknya ialah rig yang ada dapat dioptimalkan, sehingga penyelesaian pemboran sumur pengembangan sejak April 2023 hingga saat ini jumlahnya bertambah secara signifikan.
"Kami menjaga agar 919 sumur bisa dibor, bahkan kami juga berupaya melakukan lebih agar jumlah sumur pengembangan yang berhasil dibor di akhir tahun 2023 dapat lebih mendekatkan di angka target 991 sumur agar entry level produksi minyak dan gas di awal tahun 2024 pada tingkat yang optimal," ujar Wahju.
Selain pemboran sumur pengembangan, SKK Migas juga mengungkapkan aktivitas utama eksploitasi yang lainnya, yakni pekerjaan workoverdan well service. Untuk workover, capaian hingga Juli 2023 sebanyak 472 sumur atau sudah mencapai 57 persen dari target 2023 yang sebanyak 834 sumur.
Jika dibandingkan dengan periode yang sama di 2022 sebanyak 382 sumur, SKK Migas mencatat secara year on year terdapat peningkatan sebesar 124 persen. Untuk kegiatan well service, dari target 33.182 kegiatan sudah terealisasi 19.386 kegiatan atau tercapai 58 persen atau secara year on year mencapai 111 persen.
Pilihan editor: SKK Migas Sebut Gas Harus Segera Diproduksi agar Tidak Jadi Net Importir di 2024