Perlu diketahui, tidak semua rumah sakit menyediakan layanan tes DNA paternitas. Selain itu, pelaksanaan analisis fragmen DNA juga tidak digunakan untuk keperluan sembarangan. Seperti di RSUD Dr. Sardjito yang menawarkan layanan pemeriksaan asam deoksiribonukleat untuk kebutuhan prosedural kedokteran forensik.
Tes DNA juga bukan bagian dari pemeriksaan tubuh maupun pengobatan 144 jenis penyakit yang ditanggung oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS Kesehatan. Sehingga, apabila ibu atau ayah ingin mengetahui riwayat keturunan buah hati mereka, maka perlu mengeluarkan biaya secara mandiri.
Biaya tes DNA di Indonesia sangat bervariasi tergantung dari kebijakan masing-masing fasilitas kesehatan (faskes). Misalnya, di Klinik Vaxcorp Indonesia, Jakarta Utara, dipatok sebesar Rp3,2 juta. Metode yang digunakan, yaitu teknologi DNA Microarray untuk mendeteksi sekitar 700.000 penanda garis keturunan (Ancestry Information Markers).
Dikutip dari Antara, Product Marketing Manager PT Cordlife Persada Talitha A. Prameswari mengatakan, harga tes genetik menyeluruh dipatok Rp8 juta untuk sekali pemeriksaan. Tes itu, kata dia, bisa mendeteksi lebih dari 360 panel penyakit melalui pemeriksaan lebih dari 1.400 gen.
“(Produk) Genesis 2.0, bisa dapatkan panel skin, diet, sport. Total ada 360 panel penyakit yang diperiksa dari 1.400 gen. Jadi, bisa lihat potensi penyakit, karakteristik tubuh, serta hubungan dengan gaya hidup, misalnya konsumsi kopi dan susu,” ucap Thalitha di Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat, 28 Februari 2020.
Talitha menjelaskan, untuk menelusuri jejak profil kesehatan atau garis keturunan melalui tes DNA, prosedurnya sederhana, hanya membutuhkan air liur.
“Pakai air liur, cukup meludah di tabung yang sudah disediakan. Hubungi Cordlife kembali, kemudian akan kami kirim ke laboratorium di Jepang. Hasilnya keluar versi digital dikirim ke email. Untuk waktunya sekitar satu bulan,” katanya.
Lembaga yang menyediakan layanan tes DNA