Lebih jauh Sigit memastikan teknologi penyemprotan air berkabut tidak bisa menyelesaikan masalah polusi udara seluas Jabodetabek. Oleh sebab itu, pemerintah pusat akan memilih daerah-daerah prioritas untuk dilakukan kegiatan penyemprotan.
KLHK, kata Sigit, akan terus memantau kondisi cuaca dan awan hujan sebagai modal untuk mengurangi polusi udara melalui operasi teknologi modifikasi cuaca di Jakarta.
Adapun pada kegiatan operasi teknologi modifikasi cuaca yang dilakukan selama 19-21 Agustus 2023 lalu, hujan hanya turun di Bogor, Tangerang Selatan, dan Depok. Sedangkan di Jakarta hujan turun belum optimal.
Ia menyatakan prediksi potensi awan hujan yang cukup di daerah Jakarta pada 28 Agustus 2023 mendatang. "Kami mengupayakan penerapan teknologi modifikasi cuaca pada tanggal itu, tetapi pelaksanaannya masih konfirmasi lagi setiap saat dengan BMKG," ujar Sigit.
Berdasarkan analisa BMKG, kata dia, peluang untuk memodifikasi cuaca--untuk mengurangi polusi udara--masih terbuka. Meski begitu, peluang itu cukup berat untuk dilakukan karena kondisi musim kemarau yang minim awan kumulus yang menjadi target penaburan garam semai.
ANTARA
Pilihan Editor: KLHK Hentikan Kegiatan 4 Perusahaan yang Diduga Sebabkan Polusi Udara Jabodetabek, Ini Rinciannya