TEMPO.CO, Jakarta - Nama politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Budiman Sudjatmiko belakangan kembali ramai dibicarakan setelah menyatakan dukungannya kepada calon presiden Prabowo Subianto. Pada Jumat kemarin, 18 Agustus 2023, digelar deklarasi Relawan Prabowo-Budiman Bersatu (Prabu) di Semarang, Jawa Tengah.
“Jika insyaallah, Pak Prabowo jadi Presiden ke-8 Indonesia, tolong Pak Prabowo majukan kesejahteraan umum,” kata Budiman Sudjatmiko saat deklarasi relawan di Marina Convention Center, kawasan Pantai Marina, Semarang.
Selain menerima dukungan tersebut, Prabowo Subianto yang merupakan Ketua Umum Partai Gerindra juga mengucapkan terima kasih dan permintaan maaf. Prabowo meminta maaf kepada aktivis era Orde Baru itu.
Manuver Politik Budiman Sudjatmiko dan permintaan maaf Prabowo pun menjadi pembicaraan hangat warganet. Berikut sederet kontroversi Budiman Sudjatmiko berdasarkan catatan Tempo.
1. Jatah Komisaris PTPN V
Pada Januari 2021 lalu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir resmi menunjuk Budiman Sudjatmiko sebagai Komisaris Independen PT Perkebunan Nusantara (PTPN) V. Pengangkatan Budiman dinilai sebagai merupakan bagi-bagi jabatan untuk partai pendukung pemerintah.
Menanggapi dugaan tersebut, dia mengatakan untuk pengelolaan negara, memang ada dua syarat yang harus dipenuhi, syarat politis dan syarat teknokratis. Menurutnya, syarat politis ini penting karena negara memang dipimpin dengan visi politik oleh presiden yang memenangkan pemilu. Sehingga, butuh orang-orang yang memang satu visi dengan presiden.
Budiman bukanlah politikus PDI Perjuangan pertama yang ditunjuk menjadi komisaris. Sebelumnya, ada juga Dwi Ria Latifa sebagai komisaris PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Kemudian, Arif Budimanta sebagai komisaris PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, hingga Zuhairi Misrawi sebagai komisaris PT Yogya Karya (Persero).
Selanjutnya: 2. Bukit Algoritma...