TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pangan Nasional atau Bapanas kembali menyalurkan bantuan sosial atau bansos pangan. Bansos tersebut terdiri dari paket berupa 1 kilogram daging ayam beku dan 10 butir telur ayam. Bansos diberikan kepada 725 Keluarga Risiko Stunting (KRS) yang berdomisili di Kupang.
"Secara nasional, total bantuan pangan daging ayam dan telur ayam tersebut menyasar 1,4 juta KRS di 7 provinsi dengan prevalensi stunting yang cukup tinggi," ujar Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi dalam keterangannya, Sabtu 12 Agustus 2023.
Selain NTT, 6 provinsi lainnya yaitu Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Barat, dan Sumatera Utara. Ia berujar bantuan pangan ini merupakan penugasan pemerintah melalui Bapanas. Pengelolaan dan pendistribusian bansos ini dilaksanakan oleh ID FOOD dan PT Pos Indonesia.
Menurut Arief, bantuan ini sangat dibutuhkan masyarakat untuk menekan angka stunting dan menurunkan kerawanan pangan dan gizi. Hal itu dilakukan melalui pemenuhan sumber protein untuk perbaikan gizi.
Bantuan yang tersalurkan tersebut merupakan produk petani dan peternak dalam negeri. Sehingga ia menilai penyaluran bansos ini juga menjadi bagian dari hilirisasi pangan yang diarahkan Presiden Joko Widodo, dengan mengoptimalkan peran BUMN di bidang pangan.
Baca Juga:
Di sisi lain, tutur Arief, Bapanas juga berfokus menjaga daya beli masyarakat dan mengendalikan inflasi pangan melalui Gerakan Pangan Murah (GPM). Dalam rangkaian kegiatan tersebut, Bapanas berbagai stakeholder seperti BUMN Pangan, BUMD, asosiasi, dan pelaku usaha pangan menggelar GPM dengan menyediakan berbagai bahan pangan dengan harga yang terjangkau.
Perum Bulog pun menyediakan beras hingga 9 kontainer dengan total 225 ton digelontorkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Sedangkan untuk komoditas minyak goreng, ID FOOD menyediakan sebanyak 15 ribu liter kemasan MinyaKita.
Adapun skor Pola Pangan Harapan (PPH) Indonesia pada 2022 berada di angkat 92,9 dan telah melampaui target sebesar 92,8. Namun demikian, Arief menjelaskan kualitas konsumsi masyarakat perlu ditingkatkan terutama unsur buah-buahan, sayur-sayuran, umbi-umbian, dan kacang-kacangan yang masih relatif kurang.
Karena itu, Bapanas juga mendorong kampanye stop boros pangan sebab pangan yang terbuang sia-sia tidak hanya berdampak pada kondisi ketahanan pangan, tapi juga pada perekonomian dan lingkungan hidup. Hasil kajian Bappenas 2021 mengungkap kerugian ekonomi yang ditimbulkan dari sampah pangan di Indonesia meningkat dari Rp 213 miliar menjadi Rp 551 miliar per tahun. Angka tersebut setara dengan kandungan energi untuk porsi makan 61-125 juta orang per tahun.
"Ini waktunya bagi kita hand in hand menguatkan ketahanan pangan, menghadapi ancaman krisis pangan, mengantisipasi dampak El Nino dengan mengoptimalkan potensi dan sumber daya pangan lokal kita." ujar Arief.
Pilihan Editor: Bapanas Sebut Penyaluran Bansos Pangan di 10 Provinsi Berikut Sudah Rampung