"Yang ngomong Sri Mulyani, tapi Jokowi bilang 'Enggak, kita akan sukses', Percaya siapa? Sri Mulyani atau Jokowi? Kok bisa begitu? Sedangkan pernyataan Sri Mulyani berdasarkan data makro dan dia tunjukkan bahwa prediksi dunia, prediksi IMF, segala macam pemeringkatan dunia itu. Tanya dari situ, siapa yang enggak cemas dengan keadaan itu?" ujar Rocky.
Selanjutnya, Rocky mengungkapkan kebijakan negara akan mempengaruhi psikologi keluarga. Ia mencontohkan pengalamannya saat bertemu dengan seorang petani sawit di bandara ketika akan berangkat ke Jember. Petani itu merupakan ayah dari dua orang anak yang akan melanjutkan kuliah di Jember.
Kata Rocky, petani tersebut berani untuk menyekolahkan kedua anaknya di Jember lantaran mendengar keterangan Jokowi bahwa harga sawit akan stabil. Tapi pada kenyataannya harga sawit justru jeblok, tidak seperti yang dijanjikan oleh Presiden.
"Dia ketemu saya ketika harga sawit tinggal Rp 900. Waktu dia bikin perencanaan untuk menyekolahkan dua anaknya itu, dia tahu bahwa anaknya akan lulus lima tahun lagi ketika harga sawit itu Rp 2.500. Karena itu dia bikin perencanaan keluarga berdasarkan perencanaan Presiden," kata Rocky.
Rocky mengasumsikan bahwa petani tersebut kala itu tidak memikirkan seperti apa pergerakan pasar global. "Tapi dia pegang janji Presiden. Presiden janjikan itu. Ternyata drop harga sawit itu. Maka dia mengalami kecemasan eksistensial. Yang bikin bapak (petani) ini susah?" ucapnya.
Selanjutnya, Rocky lalu mencontohkan perbandingan jika di Eropa, harga tomat naik 2 sen, maka perdana menterinya akan jatuh. "Kalau kita pakai parameter itu, Pak Jokowi mestinya sudah jatuh karena dia gagal atau dalam bahasa tadi, dia berbohong terhadap kebijakan. Ya bohong dong, dia bilang akan stabil tapi ternyata turun. Kan itu yang kita maksud tadi," katanya.
Rocky turut menyoroti dua poin kinerja presiden yang mestinya menjadi fokus, namun gagal. "Presiden diwajibkan konstitusi untuk hanya membuat dua program. Ini perintah konstitusi itu (yaitu) cerdaskan kehidupan bangsa, (dan) pelihara fakir miskin. IQ nasional kita tinggal 70 hari ini, drop terus. Artinya presiden gagal mencerdaskan kehidupan bangsa," ucapnya.
Berikutnya, Rocky kembali mempermasalahkan soal pembangunan IKN. Selain IKN, ia membahas penanganan stunting, hingga utang negara. Menurut dia, semestinya dana pembangunan IKN dapat dialihkan untuk masalah penanganan stunting di Tanah Air.
"Dia gagal mencerdaskan bangsa, dia berbohong pada janji dia terhadap konstitusi. Dia gagal memelihara fakir miskin itu yang berlangsung. Daya beli kita habis. Tapi IKN masih mau diteruskan. Kenapa enggak hemat? Kenapa IKN ndak pindah menjadi protein buat rahim ibu-ibu yang potensial mengalami stunting?" kata Rocky.
Selanjutnya: Rocky Gerung tanggapi pelaporan...