TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi bakal memberikan Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada PT Pindad sebesar Rp 700 miliar dan memindahkan pabrik alat utama sistem senjata (alutsista) itu dari Bandung ke Kawasan Industri Subang, Jawa Barat.
"Sebelum diberi PMN, produksi Pindad untuk peluru ini 275 juta peluru. Setelah kami beri PMN sebesar Rp 700 miliar, produksinya meningkat jadi 415 juta peluru, hampir dua kali lipat karena memiliki line tambahan dari PMN yang telah kita berikan," kata Jokowi usai memantau pabrik Pindad di Malang, Jawa Timur, Senin, 24 Juli 2023.
Tak hanya itu, Jokowi juga bakal memindahkan pabrik Pindad Bandung ke Subang. Menurut Jokowi, pemindahan itu dilakukan karena Kawasan Industri Subang memiliki lahan yang luas. Pindad nantinya, harap Jokowi, dapat melakukan pengembangan karena memiliki prospek yang sangat baik.
"Akan kami geser Pindad yang ada di Bandung untuk dipindahkan secara bertahap, dipindahkan ke Kawasan Industri di Subang yang dimiliki oleh kementerian BUMN," ujar Jokowi. Berikut profil PT Pindad.
Profil PT Pindad
Melansir laman pindad, PT Pindad (Persero) didirikan pada zaman Belanda pada 1808. Saat itu, Pindad didirikan dengan nama Conctructie Winkel (CW) oleh Gubernur Jenderal Belanda William Herman Daendels di Surabaya, Jawa Timur.
CW didirikan oleh Daendels sebagai bengkel pengadaan, pemeliharaan dan perbaikan alat-alat perkakas senjata Belanda. Bengkel ini menjadi cikal bakal berdirinya PT Pindad (Persero) sebagai satu-satunya industri manufaktur pertahanan di Indonesia.
Belanda kemudian menyatakan mengakui kedaulatan Indonesia kepada Republik Indonesia Serikat (RIS) pada 27 Desember 1949 di Konferensi Meja Bundar (KMB), Den Haag. Oleh karenanya, Belanda harus menyerahkan asetnya secara bertahap pada pemerintahan Indonesia di bawah pimpinan Presiden Soekarno.
Pabrik senjata itu diserahkan dan diganti nama menjadi Pabrik Senjata dan Mesiu (PSM) yang pengelolaannya diserahkan kepada Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD).
PSM berubah nama menjadi Pabrik Alat Peralatan Angkatan Darat (Pabal AD). Pabal AD juga melakukan produksi pada peralatan militer yang lain, untuk mengurangi ketergantungan peralatan militer Indonesia pada negara lain.
Pada 1962, Pabal AD diubah menjadi Perindustrian TNI Angkatan Darat (Pindad). Di era ini Pindad berfokus pada pembinaan sesuai dengan kemajuan teknologi mutakhir, dan menghasilkan berbagai senjata salah satunya senjata standar TNI AD yang diproduksi secara massal.
Selanjutnya: Pindad sebagai perseroan