TEMPO.CO, Jakarta - Praktisi yang juga penulis buku investasi Desmond Wira mengungkap kondisi pasar kripto setelah bursa kripto Indonesia diresmikan. Dia menilai, saat ini kondisinya masih sama dan minat masyarakat sudah turun terhadap investasi kripto.
“Memang momen terbentuknya bursa kripto sudah terlambat,” ujar Desmond saat dihubungi pada Senin, 24 Juli 2023.
Nilai transaksi kripto dalam negeri, Desmond menjelaskan, mencapai Rp 8 triliun pada Mei 2023 atau menurun 23,8 persen dari bulan sebelumnya yang mencapai Rp 10 triliun. Menurut dia, terbentuknya bursa kripto tidak akan berdampak pada minat investor pada kripto yang masih melemah.
“Tetap akan lesu. Selama sentimen positif terutama dari luar negeri tidak ada,” ucap dia.
Hanya saja, dia mengakui bahwa pembentukan bursa kripto menambah aspek keamanan bagi pelaku pasar di Indonesia. Namun, biasanya kalau ada bursa yang legal seperti ini, tentunya akan ada biaya. “Seperti misalnya bursa saham, kan ada biayanya juga,” tutur dia.
Biaya tersebut, Desmond menyarankan, agar tidak terlalu besar membebani investor. Sehingga bursa lokal tetap bisa kompetitif dibanding exchange kripto luar negeri.
“Karena pasti biaya ini akan dibebankan ke nasabah,” kata Desmond.
Pembentukan bursa, kliring, dan pengelola tempat penyimpanan aset kripto