TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS), Mansuetus Darto mengatakan kebijakan pembangunan pabrik minyak makan merah tidak sesuai dengan harapan para petani. Musababnya, ia menilai pasar minyak makan merah masih kecil lantaran belum banyak dikenal masyarakat.
"Kalau di Afrika minyak makan merah laku banget, pasarnya juga menjamin. Tapi kalau pasar di sini permintaannya sedikit," ucap Mansuetus saat ditemui Tempo di kawasan Jakarta Pusat pada Selasa, 18 Juli 2023.
Menurutnya, yang diharapkan SPKS adalah pembangunan pabrik minyak sawit atau crude palm oil (CPO) untuk para petani sawit. Sebab selama ini petani mayoritas hanya menjual tandan buah segar atau TBS mereka ke perusahaan pemilik pabrik CPO.
Ia mengatakan pelaku usaha tak perlu khawatir apabila petani memiliki pabrik CPO sendiri. Pasalnya, pabrik yang diminta petani kepada pemerintah hanya berskala sedang. Tujuannya agar harga TBS para petani swadaya tidak jatuh.
Sementara itu, pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM tengah merencanakan pembangunan pabrik minyak makan merah di tiga wilayah Sumatera Utara. Pabrik tersebut dibangun oleh 12 koperasi. Pembiayaan untuk konstruksi fisik pabrik berasal dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan petani yang tergabung dalam koperasi pun sudah bisa membangun pabrik minyak makan merah sederhana secara mandiri. Minyak makan merah bakal didistribusikan ke penduduk sekitar pabrik.
Produksi minyak makan merah bakal terintegrasi dari hulu ke hilir