TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Tol Cisumdawu) pada Selasa, 11 Juli 2023. Pembangunan jalan bebas hambatan sepanjang 61,6 kilometer itu menghabiskan waktu hingga 12 tahun karena dimulai sejak 2011 lalu.
Selama masa uji coba 2-3 minggu, Tol Cisumdawu akan digratiskan bagi masyarakat. Berikutnya, pengguna tol tersebut akan dikenakan tarif sekitar Rp 1.275 per kilometer. Lantas, seperti apa profil itu?
Profil Tol Cisumdawu
Saat peresmian, Jokowi mengatakan bahwa Tol Cisumdawu menelan anggaran negara sebesar Rp 18,3 triliun. Sebanyak Rp 9,07 triliun dana pembangunan berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), sedangkan sisanya diperoleh dari skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
Tol yang menghubungkan daerah-daerah di Jawa Barat itu memiliki terowongan dengan diameter 14 meter dan panjang 472 meter. Adanya terowongan kembar (twin tunnel) di Tol Cisumdawu diklaim satu-satunya di Indonesia.
Lebih lanjut, kata Jokowi, mangkraknya pembangunan Tol Cisumdawu disebabkan oleh beberapa masalah di lapangan, terutama pembebasan lahan. Selain itu, keterlambatan operasional juga berkaitan dengan penggunaan teknologi Geofoam yang belum terlalu familiar untuk mengantisipasi risiko tanah longsor.
Dikutip laman pu.go.id, Geofoam EPS merupakan material berbentuk balok-balok berbobot ringan untuk menangani lapisan tanah yang labil. Sebagai perbandingan, berat tanah timbunan sebesar 1.800 kilogram per meter kubik, sedangkan massa Geofoam EPS hanya sekitar 25 kilogram per meter kubik.
Selanjutnya: Tol Cisumdawu sebenarnya ditargetkan penuh...