TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Institut Studi Transportasi (Instran) Ki Darmaningtyas menjelaskan potensi pendapatan lain dari moda transportasi light rail transit atau LRT Jabodebek selain dari tiket penumpang. “Bisa komersialisasi prasarana dan sarana,” ujar dia di Hotel Mercure, Mangga Besar, Jakarta Barat, pada Selasa, 11 Juli 2023.
Untuk prasarana, kata dia, bisa memanfaatkan stasiunnya. Sedangkan sarana melalui iklan. Namun, Darmaningtyas masih belum mengetahui soal naming right stasiun dan tiang-tiang menyangga lintasan LRT Jabodebek.
“Kalau itu stasiun miliknya KAI ya bisa dioptimalkan sebagai sumber pendapatan. Tapi iklan akan sangat tergantung pada jumlah penumpang, makin banyak penumpang iklannya akan makin banyak,” tutur Darmaningtyas.
Pengamat Transportasi Publik dari Universitas Soegijapranata, Djoko Setijowarno, juga mengatakan LRT Jabodebek bisa “jualan” di stasiun. Dia mencontohkan seperti stasiun di Semarang dengan nama Tawang BPD Jateng, atau seperti yang dilakukan mass rapid transit atau MRT Jakarta. Bedanya, Djoko mengatakan, “LRT Jabodebek tidak memiliki lahan yang cukup luas.”
Rangkaian LRT Jabodebek dibuat oleh PT Industri Kereta Api (Persero) atau PT INKA. Kereta akan beroperasi dengan menggunakan teknologi yang diklaim lebih tinggi daripada MRT Jakarta ataupun LRT Sumatera Selatan, yaitu generasi ketiga atau GoA Level 3. Teknologi ini, memungkinkan kereta dioperasikan secara otonom, namun di dalam kereta ada petugas atau train attendant yang akan berjaga untuk situasi darurat.
Kereta dengan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) yang lebih dari 60 persen ini juga secara otomatis mampu mengatur jarak antar rangkaian menjadi lebih dekat dengan tetap konstan menjaga jarak aman. Semua sistem operasi pada LRT Jabodebek sudah diatur pada OCC (Operation Control Center).
Berdasarkan undangan yang telah dibagikan, soft launching LRT Jabodebek akan digelar di Stasiun LRT Harjamukti, Depok, pada Rabu pagi, 12 Juli 2023, pukul 09.00 WIB. Akan hadir di lokasi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Setelah itu ditargetkan berperasi secara komersil pada 18 Agustus 2023, setelah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo alias Jokowi.