Sebagai penjamin pelaksana emisi efek, perseroan telah menunjuk PT Indo Premier Sekuritas, PT JP Morgan Sekuritas Indonesia, PT Mandiri Sekuritas, dan PT UBS Sekuritas Indonesia.
“Kami optimistis terhadap perkembangan industri hiburan di Tanah Air, terutama sektor bioskop. Hal ini didukung oleh budaya menonton film yang kuat di Indonesia serta potensi pertumbuhan jumlah layar bioskop di Indonesia masih sangat besar,” ujar Hans.
Survei oleh Euromonitor International pada awal 2023 menyatakan bahwa 76 persen masyarakat di Indonesia pergi ke bioskop, setidaknya sekali dalam sebulan, dan 62 persen masyarakat Indonesia menilai menonton sebagai salah satu kegiatan sosial utama, seperti menghabiskan waktu bersama keluarga atau sahabat.
Selain itu, Euromonitor juga mencatat Indonesia memiliki industri film domestik yang besar dan berkembang, yang diproyeksikan berkontribusi terhadap Gross Box Office (GBO) Indonesia pada 2023 sebesar 51 persen.
Sebagai informasi, Cinema XXI membukukan pendapatan sebesar Rp 4,40 triliun atau meningkat dari tahun sebelumnya sebesar Rp 1,28 triliun.
Pendapatan pada 2022 terutama ditopang oleh penjualan tiket bioskop sebesar 61 persen, penjualan makanan dan minuman sebesar 33 persen, iklan sebesar 3 persen, dan digital platform sebesar 3 persen.
Seiring dengan itu, perseroan membukukan laba bersih Rp 506 miliar pada 2022 dari sebelumnya rugi Rp 354 miliar pada 2021, dengan EBITDA sebesar Rp 1,44 triliun pada 2022 dari sebelumnya Rp 329 miliar pada 2021.
Pilihan Editor: Divestasi Saham Vale ke MIND ID Bertambah Jadi 14 Persen