Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tak Berhenti di Selembar Kain Tenun

Reporter

Editor

Devy Ernis

image-gnews
Pekerja lansia menyelesaikan pembuatan sarung tenun di Pabrik Sarung Botol Terbang, Magelang, Jawa Tengah, Kamis, 15 Juni 2023. Meski masih menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM), namun produknya mampu diekspor hingga ke Turki dan Arab.  TEMPO/Arimbihp
Pekerja lansia menyelesaikan pembuatan sarung tenun di Pabrik Sarung Botol Terbang, Magelang, Jawa Tengah, Kamis, 15 Juni 2023. Meski masih menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM), namun produknya mampu diekspor hingga ke Turki dan Arab. TEMPO/Arimbihp
Iklan

TEMPO.CO, JakartaUntuk menambah nilai jual dari kain tenun sebagai produk utama, Katarina Andriani, 48 tahun, ketua kelompok usaha Maju Bersama pembuat tenun ikat rumah Betang Ensaid Panjang, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, juga membuat beberapa produk turunan. Beberapa produk yang ia buat di antaranya berbagai jenis tas dan kaus yang disablon bermotif rumah Betang. “Karena kalau hanya jual kain saja diproduksinya lama,” tutur Katarina kepada Tempo, Jumat, 30 Juni.

Produk-produk itu menurut Katarina menarik sebagai oleh-oleh bagi para turis yang berkunjung ke rumah Betang. Sedang kain tenun Desa Ensaid Panjang sendiri sudah dikenal kualitasnya. Produknya sudah menjajal berbagai jenis pameran dan tembus dijual ke beberapa negara seperti Beijing, Filipina, Amerika, juga Swedia. “Beberapa kali dibawa ke luar negeri,” kata Katarina.

Kain tenun ikat dan produk turunan yang diproduksi kelompok UMKM Usaha Bersama Desa Ensaid Panjang, Kalimantan Barat (dok. Pribadi)

Di kelompok usahanya ini, ada 80 perempuan penenun yang terdiri dari beragam usia. Namun menurut Katarina, pekerjaan menenun bukan pekerjaan utama walau sebetulnya berpotensi besar sebagai penopang ekonomi keluarga. Selembar kain sepanjang 2 meter menurutnya sudah bisa dijual di kisaran Rp 1 juta bahkan lebih. “Namun sehari-hari masih banyak yang berladang, sehingga produksi kainnya belum bisa optimal.”

Membuat produk turunan juga jadi perhatian Erna Juwita, 42 tahun. Pengrajin tenun ikat dan songket Mempawah ini juga takcuma membuat kain tenun. Erna berkreasi membuat tenunan khas menjadi hiasan dekorasi rumah seperti pajangan untuk di atas meja atau di dinding sebagai pengganti lukisan.

Produk kaligrafi tenun yang diproduksi Erna Juwita, pelaku usaha tenun Mempawah, Kalimantan Barat. Dok: Pribad

Katarina dan Erna sama-sama sudah lama menekuni pembuatan kain tenun. Di Kalimantan Barat, pengrajin kain memang terbilang banyak. Untuk membantu pengembangan bisnis, usaha keduanya sempat mendapat bantuan dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), tbk. Bahkan Erna sudah beberapa kali memanfaat pinjaman kredit untuk pelaku UMKM dari BRI. “Pinjaman untuk UMKM sangat membantu untuk menjalankan bisnis,” tutur Erna. Namun Katarina mengaku belum pernah mencoba mengajukan pinjaman ke perbankan. “Kami masih memakai modal sendiri.”

Tidak semua pelaku usaha bisa mendapatkan bantuan modal pinjaman dari perbankan. Masalah utamanya adalah harus adanya jaminan yang jadi agunan para pemilik usaha. Hal itu sempat jadi perhatian Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki. Teten sempat menyentil perbankan yang menggunakan pendekatan agunan untuk memberi bantuan kepada UMKM. Padahal, menurutnya kemudahan pembiayaan untuk memperkuat modal kerja menjadi salah satu upaya agar UMKM naik kelas. "UMKM itu tidak punya aset, tapi pinjam uang ke bank harus punya agunan," kata Teten pada Selasa, 20 Juni 2023.

Menurut Teten, pendekatan agunan pun sudah tidak dipakai di luar negeri. Perbankan di luar negeri umumnya menggunakan skema credit scoring untuk menilai UMKM layak atau tidak untuk mendapatkan pembiayaan. 

Teten pun meminta perbankan, terutama Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) lebih mempermudah pelaku UMKM dalam mengakses pembiayaan. Terlebih, kata Teten, Presiden Joko Widodo sudah menargetkan kredit perbankan ke UMKM mencapai 30 persen pada 2024. "Kalau UMKM masih sulit mengakses pembiayaan perbankan dengan skema agunan, target tersebut bisa saja sulit dipenuhi," ujar Teten.

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Eks Ketua Asosiasi E-commerce: TikTok tak Ambil Pangsa Pedagang Pasar, Murni Persaingan Bisnis

19 menit lalu

Logo TikTok (tiktok.com)
Eks Ketua Asosiasi E-commerce: TikTok tak Ambil Pangsa Pedagang Pasar, Murni Persaingan Bisnis

Ini murni persaingan bisnis antarpedagang, bukan antara TikTok melawan pedagang.


3 Menteri Jokowi Ini Kompak Larang Social Commerce seperti TikTok Berjualan di Indonesia

1 jam lalu

Pemerintah Larang Jual-Beli di Social Commerce untuk Selamatkan UMKM
3 Menteri Jokowi Ini Kompak Larang Social Commerce seperti TikTok Berjualan di Indonesia

Tiga menteri Jokowi ini sepakat melarang TikTok berjualan di Indonesia. Ini kata mereka.


Pemerintah Larang Jual-Beli Lewat Social Commerce, Pengamat: Justru Merugikan UMKM

2 jam lalu

Ekonom Indef, Izzudin Al Farras Adha, membahas social commerce terutama Tiktok Shop dalam Diskusi Publik
Pemerintah Larang Jual-Beli Lewat Social Commerce, Pengamat: Justru Merugikan UMKM

Zulkifli Hasan menyebut social commerce hanya boleh memfasilitasi promosi barang atau jasa, tidak boleh transaksi langsung.


Ogah Kasih Izin Tiktok Jualan, Bahlil: Mau Jadi Apa Negara Kita Ini?

2 jam lalu

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia memberikan keterangan pers usai rapat terbatas kabinet Presiden Joko Widodo soal proyek Rempang pada Senin, 25 September 2023, di Istan Merdeka, Jakarta. TEMPO/Daniel A. Fajri
Ogah Kasih Izin Tiktok Jualan, Bahlil: Mau Jadi Apa Negara Kita Ini?

Pemerintah resmi melarang social commerce seperti TikTok Shop melakukan transaksi jual-beli langsung.


Dorong Ekspor Produk UMKM, Wamendag Optimalkan Perwakilan Perdagangan di 46 Negara

2 jam lalu

Wakil Menteri Perdagangan atau Wamendag, Jerry Sambuaga, usai acara Diseminasi Hasil Program ARISE+ Indonesia di Jakarta pada Rabu, 17 Mei 2023. Tempo/Amelia Rahima Sari.
Dorong Ekspor Produk UMKM, Wamendag Optimalkan Perwakilan Perdagangan di 46 Negara

Kemendag menyiapkan sejumlah program untuk menunjang ekspor produk UMKM agar bisa menembus pasar global. Salah satunya lewat perwakilan perdagangan.


Larangan Transaksi Jual-Beli ke Tiktok, Bahlil: Mereka Harus Ikut Negara Dong

11 jam lalu

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia memberikan keterangan pers usai rapat terbatas kabinet Presiden Joko Widodo soal proyek Rempang pada Senin, 25 September 2023, di Istan Merdeka, Jakarta. TEMPO/Daniel A. Fajri
Larangan Transaksi Jual-Beli ke Tiktok, Bahlil: Mereka Harus Ikut Negara Dong

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengakui belum berbicara dengan TikTok soal keputusan pemerintah melarang transaksi jual beli melalui social commerce, seperti TikTok Shop.


Akui Punya Izin E-Commerce, Ini Bantahan TikTok Sebelum Dilarang Jokowi Berjualan

12 jam lalu

TikTok Shop. tiktok.com
Akui Punya Izin E-Commerce, Ini Bantahan TikTok Sebelum Dilarang Jokowi Berjualan

Platform media sosial TikTok akhirnya buka suara terkait berbagai tuduhan


PPKE Universitas Brawijaya Dukung Perlindungan UMKM dari Niaga Elektronik

17 jam lalu

Tulisan para pedagang yang dipajang di kios mereka di Pasar Tanah Abang, Jakarta, Selasa, 19 September 2023. Melalui tulisan-tulisan tersebut, para pedagang pakaian meminta pemerintah menutup sejumlah e-commerce yang dinilai membuat kios mereka sepi pembeli. TEMPO/Ami Heppy
PPKE Universitas Brawijaya Dukung Perlindungan UMKM dari Niaga Elektronik

Pusat Penelitian Kebijakan Ekonomi (PPKE) Universitas Brawijaya desak pemerintah segera membuat regulasi untuk melindungi UMKM dari niaga elektronik.


5 Keluhan Munculnya TikTok Shop, dari Predatory Pricing hingga 'Bunuh' UMKM

18 jam lalu

Ilustrasi Project S TikTok Shop. TEMPO/Tony Hartawan
5 Keluhan Munculnya TikTok Shop, dari Predatory Pricing hingga 'Bunuh' UMKM

TikTok Shop dianggap telah memukul pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM di Indonesia


Permudah Pembuatan Legalitas Usaha, UUCK Bantu Pengembangan UMKM

20 jam lalu

Permudah Pembuatan Legalitas Usaha, UUCK Bantu Pengembangan UMKM

Toko oleh-oleh mewajibkan UMKM yang menitipkan produk sudah memiliki legalitas.