TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut kinerja perbankan syariah tumbuh positif sepanjang 2022. Hal ini terlihat dari perkembangan total aset yang mencapai Rp 802,26 triliun atau tumbuh 15,63 persen year on year (yoy).
"Pencapaian tersebut mendorong peningkatan market share perbankan syariah dan menembus level di atas 7 persen," tulis OJK dalam Laporan Perkembangan Keuangan Syariah Indonesia 2022 yang dirilis pada Jumat, 30 Juni 2023.
Lebih lanjut, OJK menyebut kinerja pembiayan perbankan syariah mencapai 20,44 persen yoy. Sedangkan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai 12,93 persen.
OJK juga menyebut indikator permodalan CAR BUS meningkat menjadi 28,09 persen. Kualitas penyaluran pembiayaan juga semakin baik, tercermin dari NPF BUS-UUS yang ditekan rendah menjadi 2,31.Begitu pula dengan indikator rentabilitas juga tumbuh positif, tercermin dari pertumbuhan ROA BUS-UUS yang sebesar 1,90 persen.
"FDR BUS-UUS yang naik menjadi 81,10 persen menunjukkan bahwa proses intermediasi perbankan syariah terus membaik di tengah pemulihan domestik," tulis OJK dalam laporannya.
Menurut OJK, perkembangan ini juga didukung oleh rasio BOPO BUS-UUS yang turun dan berada di level 77,48 persen. "Hal ini menunjukkan bahwa perbankan syariah menjalankan fungsi intermediasi dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian dan strategi efisiensi yang baik."
Pilihan Editor: Diskon Tiket Pesawat Lion Air Libur Sekolah 2023 untuk Semua Rute, Berikut Daftarnya