TEMPO.CO, Palembang - Wakil Kepala SKK Migas, Nanang Abdul Manaf menyatakan pihaknya akan terus mendorong pelaksanaan program dengan masif, agresif dan efisien untuk dapat mencapat target di tahun 2030 yakni produksi minyak 1 juta barel per hari (BOPD) minyak dan 12 miliar gas standar kaki kubik per hari (BSCFD). Dengan produksi itu, diharapkan defisit migas di Indonesia bisa ditekan.
Saat ini, kata Nanang, Indonesia masih menjadi net importir untuk minyak sehingga membebani APBN negara. "KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama) harus lebih aktif untuk meminta arahan kepada fungsi terkait di SKK Migas agar rencana kerja pengeboran dapat diwujudkan," kata Nanang, Jumat, 23 Juni 2023.
Beberapa hari yang lalu, SKK Migas – KKKS melaksanakan kegiatan Monitoring Kesiapan Tajak Sumur Pengeboran di Wilayah Sumbagsel Tahun 2023. Dia berharap Kegiatan ini dapat menjadi wadah bagi KKKS maupun Mitra Pertamina EP (KSO) di Wilayah Sumbagsel untuk dapat menyelesaikan target kerja pengeboran tahun 2023 sehingga dapat mendukung tercapainya target produksi khususnya untuk Wilayah Sumbagsel.
Kegiatan ini dihadiri oleh Wakil Kepala SKK Migas, Nanang Abdul Manaf, Kepala Divisi Pengeboran dan Sumuran SKK Migas Surya Widiantoro, Kepala Perwakilan SKK Migas Sumbagsel, Anggono Mahendrawan dan pimpinan dari 24 KKKS Wilayah Sumbagsel.
Dalam sambutannya, Nanang Abdul Manaf menyampaikan bahwa kegiatan yang dilaksanakan ini merupakan hal yang positif karena dapat memperkuat sinergi antara SKK Migas dan KKKS untuk bekerja sama dalam menjalankan berbagai usaha untuk meningkatkan produksi minyak dan gas sehingga dapat memberikan kontribusi positif pada pencapaian target produksi nasional.
Hal ini tidak dapat dilakukan bila sinergi tidak berjalan dengan baik antara SKK Migas dan KKKS untuk itu Nanang menyampaikan agar KKKS dapat lebih aktif untuk berkoordinasi dan berkomunikasi dengan pihak-pihak terkait di SKK Migas agar target pengeboran dapat terealisasi secara maksimal dan berdampak pada penambahan penemuan migas untuk menjaga ketahanan energi nasional.
Nanang uga menyampaikan dengan adanya permasalahan ataupun tantangan yang dihadapi di lapangan, agar KKKS juga tetap dapat berkomitmen untuk menyelesaikan berbagai potensi permasalahan dan tantangan yang ada tersebut.
“Ini target produksi, lifting, serta realisasi kegiatan pengeboran, kerja ulang dan perawatan sumur kita harapkan dapat tercapai sesuai dengan yang telah disetujui dalam WP&B tahun 2023,” tuturnya.
Pilihan Editor: SKK Migas Sebut Industri Hulu Migas Hasilkan Rp 700 Triliun untuk Negara pada 2022