TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Penjualan dan Distribusi PT Bank Syariah Indonesia (Persero) Tbk atau BSI, Anton Sukarna, menanggapi beredarnya percakapan (chat) antara peretas ransomware LockBit dengan pihak yang diduga perwakilan dari BSI. Chat tersebut diunggah di situs milik LockBit yang berisi negosiasi kedua belah pihak.
Anton mengatakan bahwa pihaknya tidak mengetahui jika ada informasi itu. Bahkan, menurut dia, di internal BSI, di forum-forum resmi direksi tidak membicarakan hal itu.
“Jadi saya pribadi, saya tidak tahu apakah ada permintaan berapanya, kemudian ada negosiasinya, saya kira enggak. Saya enggak tahu sama sekali. Justru tahunya dari media,” ujar dia di Kantor Tempo, Jakarta Barat, pada Kamis, 25 Mei 2023.
Soal penyebab terjadinya gangguan selama beberapa hari yang dimulai pada 8 Mei 2023 itu juga Anton belum bisa mengkonfirmasinya. Padahal LockBit sudah mengaku sebagai penyebab gangguan itu dan mencuri data berupa 15 juta data nasabah, informasi karyawan, dan sekitar 1,5 terabita data internal milik BSI di dark web.
“Indikasi saja dulu (serangan siber), karena kita juga khawatir ya, karena kan saya enggak tahu,” ucap Anton.
Sebelumnya, pakar keamanan siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya melakukan analisa percakapan negosiasi yang menyebar itu. Dia menunjukan tangkapan gambar percakapan tersebut dan terilihat profile picture yang diduga digunakan pihak BSI memakai gambar mata uang dolar AS. Sementara profile picture milik LockBit menggunakan anonymous—gambar pria berjubah dengan wajah bertopeng.
Selanjutnya: “Apakah ketidaksengajaan, ketidaktahuan, atau ..."