Dalam kesempatan itu, Jokowi juga mengajak inisiatif kolaborasi negara-negara G7, PGII, untuk bekerja sama dan mendukung pembangunan infrastruktur di Indonesia melalui investasi nyata agar terwujud pemerataan dan kesejahteraan.
"Dukungan PGII bagi pembangunan infrastruktur di Indonesia sangat penting lewat investasi yang konkret dan pembiayaan inovatif lainnya. Mari berkolaborasi demi pemerataan dan kesejahteraan rakyat," kata Jokowi.
Terkait pembangunan IKN itu pula, Jokowi menyampaikan menyambut baik penandatanganan lima nota kesepahaman dengan JICA, JBIC, JCODE, JIBH, dan UR. Hal itu disebutkan ketika bertemu dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida membahas peningkatan sejumlah kemitraan RI-Jepang saat keduanya melakukan pertemuan bilateral.
Kedua pemimpin sempat melakukan pembahasan mengenai transisi energi di mana Jokowi menegaskan Indonesia mendorong percepatan realisasi komitmen Jepang sebesar US$ 500 juta. Komitmen itu meliputi teknologi rendah karbon dan percepatan penghentian pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) serta implementasi kesepakatan bisnis yang terjalin antara PLN, Pupuk Indonesia, Pertamina, dan mitra Jepang sebagai upaya mencapai net zero emission.
Presiden Jokowi juga meminta dukungan Jepang untuk melakukan pengiriman bantuan kemanusiaan di Myanmar melalui AHA Center. Ia lalu mendorong implementasi ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) melalui partisipasi Jepang di ASEAN Indo-Pacific Infrastructure Forum yang dijadwalkan berlangsung 6-7 September 2023 di Jakarta.
ANTARA
PilIhan Editor: Jokowi Ingin Bikin Kartel Nikel dan Sawit Layaknya OPEC
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini