Anwar yang biasa mengecek saldonya lewat aplikasi BSI Net setiap pagi, mengaku sudah menelepon call center BSI sejak hari pertama layanan elektronik itu error. Namun, BSI hanya mengatakan ada maintenance system. Anwar mengira kendala ini hanya akan berlangsung selama 2-3 jam, tetapi layanan di aplikasi itu tak kunjung bisa diakses.
Anwar menuturkan perusahaan memang hanya menggunakan rekening BSI dengan alasan kepercayaan pada sistem keuangan syariah. Hal itu membuat para pegawai kantornya mayoritas hanya memiliki rekening BSI, tanpa rekening lain dari bank konvensional.
Dengan demikian, dampak dari gangguan mobile banking BSI sangat terasa di pekerjaannya. Terlebih, para pegawai di kantornya sudah terbiasa cashless atau melakukan transaksi tanpa uang tunai, sehingga jumlah persediaan uang tunai untuk kebutuhan sehari-hari tak banyak.
"Para pegawai saya tinggal di Jakarta, anak kos, enggak punya uang cash. Bahkan uang buat isi token listrik aja biasa dari BSI. Semua teriak-teriak ke saya, padahal saya bukan siapa-siapnya BSI gitu loh," katanya.
Akibat kejadian ini, Anwar mengatakan Kepercayaannya terhadap BSI turun 99,9 persen. Dia mengaku sudah berencana menutup rekening BSI miliknya. Ia mengatakan sudah menelepon beberapa kenalannya yang bekerja di bank-bank konvensional untuk membuka rekening baru.
Selanjutnya: "Ini jaga-jaga karena saya enggak ada jaminan...."