TEMPO.CO, Jakarta - Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan kebijakan tentang devisa hasil ekspor atau DHE akan segera diluncurkan. Namun, dia tidak merinci kapan waktunya. Airlangga hanya mengatakan saat ini penerapan DHE menjadi kebijakan yang didorong pemerintah.
"DHE kita perlukan karena Amerika masih menaikkan tingkat suku bunga. Kalau kita tidak ambil langkah, potensi capital flight akan tinggi," kata Airlangga dalam konferensi pers Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2023 di kantornya pada Jumat, 5 Mei 2023.
"Kalau (capital flight) tinggi, akan berdampak terhadap stabilitas rupiah," ujarnya.
Pemerintah memang tengah merevisi Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2019 tentang DHE darri Kegiatan Pengusahaan, Pengelolaan, dan/atau Pengolahan Sumber Daya Alam. Airlangga pernah menyampaikan bahwa regulasi yang didorong adalah ditujukan untuk sumber daya alam dan hilirisasinya.
"Semua DHE masuk sistem keuangan Indonesia dengan batas penyimpanan di atas US$ 250 ribu,” kata Airlangga pada Selasa, 28 Februari 2023. “Devisa ini disimpan di dalam negeri minimal tiga bulan,” imbuhnya.
Ia menjelaskan jumlah yang disimpan adalah 30 persen dari pemerimaan DHE tersebut. Dengan kebijakan ini, dia berharap hasil sumber daya alam tidak hanya diekspor tapi bisa dinikmati di dalam negeri. “Ini diperlukan untuk ketahanan sistem perekonomian Indonesia dalam menghadapi ketidakpastian.”
Ihwal kebijakan menahan DHE selama tiga bulan, Airlangga memastikan regulasi tersebut tidak bertentangan dengan regulasi yang berlaku di dunia internasional. Dia memberikan contoh kebijakan Thailand yang menahan DHE hingga 360 hari. Airlangga juga memastikan rencana kebijakan baru ini mendapat dukungan dari stakeholder, termasuk Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia. Bahkan, sudah dirapatkan di tingkat kabinet maupun rapat terbatas.
Pilihan Editor: Kritik Wapres Ma'ruf Amin untuk Menteri Rangkap Ketua Umum Partai, Siapa Saja?
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.
