Pada September 2019, Buwas menyebut ada mafia beras yang coba mengendalikan harga beras dengan sistem kartel. Dia berujar beberapa perusahaan swasta sudah menguasai pasar dengan menjadi penampung beras sebanyak-banyaknya.
Pada tahun yang sama, Buwas juga menyinggung soa mafia Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Kala itu Buwas mengungkapkan, anggota Satgas Pangan telah menyebar ke seluruh daerah yang terindikasi ada mafia BPNT untuk memeriksa temuan-temuan mereka. Dia berkata dirinya tidak boleh terlibat lagi dan harus percaya dengan Kepolisian.
Lalu yang terbaru pada Februari 2023, Buwas kembali mengungkit keberadaan mafia beras. Dia mengaku telah mengantongi nama-nama mafia beras tersebut. Dia pun melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke gudang beras PT Food Station Tjipinang Jaya, Jakarta Timur. Di dua lokasi gudang, Buwas menemukan sejumlah barang yang diduga menjadi bukti keberadaan mafia beras.
Selain soal mafia beras, Buwas pun sempat menghebohkan publik soal keputusan impor beras. ia mengatakan data produksi beras dari Kementerian Pertanian tidak sesuai dengan fakta di lapangan. Alhasil, pada akhir tahun lalu pemerintah memutuskan untuk mengimpor sebanyak 500 ribu ton beras.
Kemudian pada Maret 2023, pemerintah kembali membuka keran impor sebanyak 2 juta ton. Hingga saat ini, aktivitas impor masih dilakukan Perum Bulog. Buwas mengatakan impor diperlukan karena cadangan beras pemerintah atau CBP di gudang Bulog kian menipis meski sudah memasuki panen raya.
Pilihan Editor: Buwas: Daging Kerbau Impor Sudah Masuk 4,9 Ribu Ton
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini