Berhasil meraih kesuksesan pada bidang tersebut, Tanoto pun kembali memperluas kerajaan bisnisnya ke berbagai industri berbasis sumber daya lain. Mulai dari kehutanan, kelapa sawit, pulp dan kertas, hingga pembangkit listrik.
Sukanto Tanoto selalu percaya jika kesuksesan suatu perusahaan hanya bisa didapatkan dengan menjalankan bisnis yang bertanggung jawab. Selain itu, seorang pengusaha juga harus memiliki prinsip jika semua bisnisnya dijalankan dengan cara yang baik untuk seluruh elemen masyarakat. Mulai dari komunitas atau masyarakat sekitar perusahaan, negara, iklim atau ramah lingkungan, pelanggan, dan untuk perusahaan itu sendiri.
Laki-laki asal Sumatera Utara ini adalah anggota Dewan Internasional INSEAD, Dewan Pengawas Wharton, serta Dewan Eksekutif Wharton untuk Asia, dan terlibat dalam berbagai komunitas, badan pendidikan, dan industri lainnya. Sebagai pengakuan atas kontribusinya terhadap perluasan ekonomi global dan peningkatan taraf hidup di seluruh dunia, dia juga pernah menerima penghargaan Wharton School Dean’s Medal Award.
Bisnis Sukanto Tanoto
Sukanto Tanoto adalah pendiri sekaligus Chairman kelompok bisnis global RGE. Bisnis RGE ini mencakup empat area utama, yakni pulp dan kertas, minyak kelapa sawit, rayon dan pulp khusus, serta energi.
Pada bidang pulp dan kertas berada di bawah perusahaan APRIL (Asia Pacific Resources International Holding Ltd) dan Asia Symbol. Sedangkan untuk bidang minyak kelapa sawit berada di bawah pengawasan perusahaan Asian Agri dan Apical. Rayon dan pulp khusus dikelola oleh Sateri International dan APR. Sementara untuk bidang energi, berada di bawah pengelolaan perusahaan Pacific Oil & Gas.
Kini RGE menjadi kelompok bisnis global dengan nilai aset lebih dari US$ 20 miliar. Tak hanya itu, RGE juga memiliki lebih dari 60.000 tenaga kerja yang beroperasi di Indonesia, Cina, Brasil, dan Kanada dengan kantor pemasaran yang tersebar di seluruh dunia. Tak sampai di situ, pada 1981, Sukanto Tanoto dan keluarga juga mendirikan Tanoto Foundation.
VIVIA AGARTHA F | RADEN PUTRI
Pilihan Editor: Usai Orang Kaya RI Beli Rumah di Singapura Rp 2,2 Triliun, Ternyata Ada yang Beli Mal Rp 9,5 Triliun
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini