Beban penjualan dan pemasaran juga menyusut sebesar 50 persen dari Rp 3,3 triliun menjadi Rp 1,63 triliun sehingga ada penghematan lebih dari Rp 1,6 triliun.
Kemampuan efisiensi melalui perbaikan struktur biaya dan mengendalikan pos pengeluaran membuat beban operasional GoTo menyusut 20,6 persen menjadi Rp 7,37 triliun. Semua pencapaian itu menghasilkan rugi bersih tahun berjalan senilai Rp 3,89 triliun.
Meski masih membukukan kerugian, Jacky menuturkan GoTo secara perlahan mulai membalikkan keadaan. Sebagai pembanding, rugi bersih GoTo pada kuartal I 2022 mencapai Rp 6,6 triliun. Itu berarti profit and loss membaik 41 persen dalam setahun terakhir sehingga membuat arus kas perusahaan menjadi lebih sehat.
Posisi kas GoTo dan neraca keuangan tetap solid dengan jumlah uang tunai sebesar Rp 26,7 triliun serta fasilitas kredit sekitar Rp 4,65 triliun.
"Kami optimististis akan mencapai arus kas operasional positif tanpa tambahan pendanaan eksternal," ujar Jacky.
Analis BCA Sekuritas Fahkrul Arifin menilai upaya GoTo sudah terlihat sejak kuartal II 2022. GoTo secara konsisten meminimalisasi biaya pengeluaran dan mendorong peningkatan monetisasi melalui adjustment tarif, dan meluncurkan produk baru dengan margin yang lebih tinggi.
"Kinerja kuartal pertama ini menjadi pijakan yang baik dan momentum turn around bagi GoTo dalam mempercepat profitabilitas," ujar Fahkrul.
Pilihan Editor: KAI Daop 6 Yogyakarta Jual Tiket Kereta Api Kelas Eksekutif dengan Tarif Silaturahmi, Apa Itu?
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini