Dia melanjutkan, diperkirakan 41 persen lahan padi mengalami kekeringan ekstrem di tahun tersebut. Mengutip data World Food Programme, Luhut mengatakan tiga dari lima rumah tangga kehilangan pendapatan akibat kekeringan, serta satu dari lima rumah tangga harus mengurangi pengeluaran untuk makanan akbat kekeringan.
"Untuk itu, kami akan bersiap dalam kondisi yang paling ekstrem sekalipun," ujar Luhut.
Dia juga meminta seluruh kementerian/lembaga terkait, juga pemerintah daerah untuk mulai bersiap sejak dini dan memperhitungkan langkah yang mesti ditempuh agar pengalaman buruk delapan tahun lalu tidak terulang kembali.
Setidaknya sejak saat ini, lanjut Luhut, pihaknya telah menyiapkan teknologi modifikasi cuaca sebagai senjata menghadapi El Nino. "Mari kita semua tetap waspada dan saling menjaga di masa-masa sulit seperti ini, sehingga kerugian yang terjadi akibat peralihan cuaca bisa kita reduksi bersama demi kemaslahatan masyarakat Indonesia seluruhnya," tuturnya.
Pilihan Editor: Top 3 Tekno Berita Kemarin: Waspada Musim Kemarau dan El Nino, Gempa Zona Subduksi
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini