Indonesia juga memiliki sumber daya alam yang kaya, termasuk untuk pengembangan industri kendaraan listrik (electric vehicle/EV), dimana pada 2025, setidaknya 15 persen nikel untuk industri baterai EV akan disuplai dari Indonesia.
“Berangkat dari fakta tersebut, Indonesia adalah negara yang tepat untuk menjadi tujuan investasi sektor manufaktur global,” tutur Ichwan.
Untuk mendukung Indonesia sebagai tujuan investasi yang baik, Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri (HKI), Sanny Iskandar mengungkapkan bahwa Indonesia telah menyiapkan kawasan industri (KI) yang tepat sesuai dengan kebutuhan investor.
Ia menyebut lebih dari 100 KI tersebar di pulau Jawa dan luar Jawa. Kawasan industri di Pulau Jawa diperuntukkan bagi industri berbasis teknologi tinggi dan digital, industri padat karya, dan industri hilir. Sedangkan KI di luar Jawa lebih diperuntukkan bagi industri yang bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah produk berbasis sumber daya alam dan industri pemicu pengembangan ekonomi baru.
“Pengembangan investasi industri di KI seluruh Indonesia didukung oleh infrastruktur dan fasilitas pendukung yang berkualitas seperti pembangkit listrik, suplai gas industri, jaringan teknologi informasi dan komunikasi, pengolahan limbah, jalan tol dan jalur kereta barang, serta bandara dan pelabuhan,” jelasnya.
Sanny menambahkan, untuk mendukung implementasi revolusi industri keempat, Indonesia juga telah mengembangkan smart-eco industrial park yang dilengkapi dengan infrastruktur digital berteknologi tinggi yang ramah lingkungan.
“Indonesia sudah siap untuk sistem ekonomi sirkular, digital hub, dan lainnya,” tutur Sanny.
Pilihan Editor: Kadin dan BKPM Gelar Indonesia Pavillion di WEF Davos, Salah Satunya untuk Gaet Investor Global ke IKN
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini