TEMPO.CO, Jakarta - Pemberitaan terkait oenutupan pabrik PT Agel Langgeng di Pasuruan cukup menarik perhatian masyarakat. Hal ini karena penutupan pabrik tersebut diiringi dengan berbagai isu miring, seperti Kapal Api yang bangkrut hingga tidak membayar THR pekerja.
Merespons isu-isu tersebut, PT Agel Langgeng memberikan klarifikasi melalui konferensi pers yang digelar di Kantor DPP Apindo Jawa Timur pada Rabu, 12 April 2023.
"PT Agel Langgeng adalah anak usaha dari PT Kapal Global dan karenanya keduanya memiliki manajemen yang berbeda dan termasuk dua entitas usaha yang berbeda. Penutupan pabrik di Pasuruan murni terjadi karena kondisi perusahaan yang mengalami kesulitan," kata Direktur Utama PT Agel Langgeng Edi.
Selain itu, PT Agel Langgeng melalui kuasa hukumnya, Dr Atmari, menyatakan bahwa proses PHK dilakukan sesuai dengan aturan yang berlaku.
"PT Agel Langgeng siap memenuhi hak-hak karyawan dengan memberikan pesangon. Dalam proses yang sedang berjalan ini, sekitar 123 dari 273 total pekerja atau 45 persen yang bekerja di PT Agel Langgeng Pasuruan sudah mendapatkan pesangon sesuai undang-undang yang berlaku," kata Atmari.
Sejarah Kopi Kapal Api
PT Agel Langgeng merupakan bagian dari PT Kapal Api Global yang secara khusus memproduksi 4 produk, yaitu soft candy, compressed tablet, hard boiled candy, dan cookies. Perusahaan tersebut memiliki kantor dan pabrik di kawasan Pondok Ungu Medan Satria Bekasi Barat, Beji Pasuruan, dan Dawuan Tengah Cikampek.
Melansir laman Kapal Api Global, disebutkan bahwa PT Kapal Api Global juga menaungi 5 unit perusahaan lainnya, meliputi PT Santos Jaya Abadi, PT Excelso Multi Rasa, PT Fastrata Buana, PT Santos Premium Krimer, dan PT Sulotco Jaya Abadi. Induk perusahaan Kopi Kapal Api itu telah berdiri sejak 2008 serta bergerak di sektor industri makanan dan minuman, termasuk kafe, distribusi, manufaktur, dan perkebunan.
Sejarah berdirinya Kopi Kapal Api sudah ada sejak era kolonialisme Belanda pada 1927. Saat itu, tiga orang bersaudara, yaitu Go Bi Tjong, Go Soe Loet, dan Go Soe Bin memutuskan untuk membangun pabrik penyangraian kopi di wilayah Pabean, Surabaya.
Produk kopi tersebut diberi nama Kopi Bubuk Hap Hoo Tjan. Pada awalnya, produk tersebut dipasarkan dengan berkeliling kampung di kawasan Pelabuhan Tanjung Perak. Ketiga anak Go Soe Lot, yaitu Indra, Soetikno, dan Soedomo Mergonoto (pimpinan PT Santos Jaya Abadi) tak mau ketinggalan untuk membantu menjajakan kopi.
Mayoritas pelanggan Kopi Bubuk Hap Hoo Tjan berasal dari kalangan pelaut dan pekerja di pelabuhan. Karena hal tersebut yang menjadi inspirasi Soedomo Mergonoto untuk mencetuskan pendirian perusahaan skala kecil berlambang kapal api. Tak hanya itu, logo kapal api juga dipilih karena bermakna harapan, kemajuan teknologi, dan semangat juang.
Pilihan Editor: Profil Bos Kopi Kapal Api Soedomo Mergonoto Sempat Jualan Kopi di Pelabuhan dan Kernet Bemo
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.