TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memaparkan sedikitnya ada dua hal yang mempersulit proses pemulihan ekonomi. Kedua hal itu adalah geopolitik dan geo-ekonomi.
Ia menyebutkan, dinamika risiko baru belakangan muncul dalam proses akhir penanganan pandemi Covid-19 yakni perubahan suasana geopolitik akibat Perang Ukraina pada Februari 2022 yang hingga kini masih terjadi eskalasi.
"Di dalam perjalanan kita juga melihat konstelasi geopolitik menjadi makin mengeras antara AS (Amerika Serikat) dengan RRT (Republik Rakyat Tiongkok),” kata Sri Mulyani dalam Rapat Koordinasi Pembangunan Pusat 2023 yang dipantau secara virtual, Jakarta, Kamis, 6 April 2023.
Sri Mulyani menilai konflik AS-Cina lebih berkaitan masalah geo-ekonomi dibandingkan masalah politik atau militer.
Adanya konstelasi tersebut membuat global supply-chain berubah, sehingga banyak keputusan di level ekonomi dan level perusahaan dipengaruhi faktor geo-ekonomi.
Misalnya, pada hari ini AS disebut mengusulkan Inflation Reduction Act. Jika dilihat dari judul Undang-undang tersebut, pemerintah berfokus untuk menurunkan inflasi di AS.
Meski begitu, konten dari legislasi itu sangat jelas untuk melakukan de-globalisasi yang berarti mengembalikan semua investasi ke AS. Dengan demikian, Negeri Paman Sam itu tak tergantung kepada negara seperti Cina yang selama ini memiliki hubungan perdagangan dan investasi sangat luar biasa.
Selanjutnya: Dua raksasa ekonomi akan sangat mempengaruhi ...