Saran lainnya, memberlakukan autentikasi multi-faktor pada semua info login terkait bisnis sebagai lapisan keamanan tambahan. “Serta menerapkan solusi keamanan siber end-to-end yang memungkinkan pemfilteran URL tingkat lanjut untuk mendeteksi URL berbahaya baru yang tidak dikenal dengan cepat, mengidentifikasi sampel yang dikenal sebagai malware, dan melacak aktivitas malware terkait,” ucap dia.
Menurut Scheurmann, penipuan dan serangan siber dapat memengaruhi baik pemudik atau wisatawan individu, perusahaan travel besar, serta agen dan operator travel kecil. Artinya, setiap orang harus waspada dalam menghindari ancaman-ancaman ini. “Oleh karena itu, dalam mempersiapkan diri sebelum mudik untuk menikmati kebersamaan dengan sanak saudara, masyarakat perlu tetap waspada dan berhati-hati untuk melindungi diri mereka sendiri,” tutur Scheurmann.
Beberapa modus di antaranya adalah penggunaan domain dan URL berbahaya yang meniru jenama dan situs web terkenal. Selain itu, ada juga phishing email/ SMS/ pesan WhatsApp kepada pengguna untuk mengelabui mereka agar mengunduh lampiran atau file APK berbahaya yang mengarahkan pengguna agar mengeklik tautan ke laman situs web atau lampiran berbahaya tertentu.
Modus lainnya adalah menawarkan layanan "agen travel bayangan", di mana para penipu akan menawarkan layanan pemesanan perjalanan dengan harga terjangkau melalui berbagai platform media sosial. Sementara para wisatawan mentransfer sejumlah uang ke "agen travel bayangan", tersebut kemudian “agen” tersebut membayar penyedia layanan travel yang sebenarnya, seperti hotel atau maskapai penerbangan, dengan informasi pembayaran yang dicuri.
Pilihan Editor: Luhut Umumkan Insentif Mobil Listrik, Berlaku Bulan Ini
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini