Ia menuturkan pendidikan vokasi yang lebih menekankan pada pengembangan teknologi terapan akan sangat tepat dalam pengembangan teknologi EBT. Menurutnya, langkah tersebut dapat memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi berkelanjutan
Karena itu, Fahmy menekankan siapa pun presiden terpilih nantinya harus melanjutkan pengembangan ketersediaan dan keterjangkauan energi yang ditopang lulusan pendidikan vokasi. Sebab, RPJPN 2025-2045 merupakan rencana jangka Panjang.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan Jokowi telah menekankan pentingnya Indonesia memiliki sumber energi murah. Hal itu, kata dia, demi menopang pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Jokowi pun meminta jajaran menteri untuk menyiapkan strategi besar dalam RPJPN 2025-2045.
“Bapak Presiden menghendaki agar faktor apa yang bisa membuat kita punya ekonomi yang sustainable, salah satu yang dibahas kita harus punya energi yang murah,” kata Airlangga.
Ia mengatakan sumber energi juga perlu diperoleh dengan biaya yang murah, agar pertumbuhan ekonomi yang tercipta sejalan dengan inflasi yang terkendali. Belajar dari pandemi Covid-19, menurut dia, pengendalian harga energi sangat penting untuk mencegah kenaikan inflasi yang tak terkendali.
“Itu faktor inflasi sangat dipengaruhi oleh energi, harga energi yang berfluktuasi yang menyebabkan inflasi yang tidak terkendali di berbagai negara ditambah lagi dengan makanan,” ucap Fahmy.
Pilihan Editor: Sri Mulyani Heran Harga Pasar Karbon Berbeda padahal Komoditas Sama
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.