“BBN (bahan bakar nabati) bukan hanya sebagai bahan bakar alternatif tetapi sudah merupakan sumber energi terbarukan yang harus dikembangkan dalam rangka mencapai ketahanan energi nasional,” kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas, Evita H Legowo di Jakarta, Jumat (17/4), seperti yang dipetik dari situs resmi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral.
Untuk mengubah pemahaman tersebut, kata Evita, diperlukan partisipasi aktif dari segenap pemangku kepentingan termasuk Asosiasi Produsen Biofuels Indonesia sebagai produsen. Misalnya dengan menggelar sosialisasi pemanfaatan bahan bakar nabati sebagai bahan bakar lain kepada masyarakat.
Pemerintah telah melakukan upaya untuk mengembangkan dan meningkatan pemanfaatan bahan bakar nabati dalam negeri. Salah satunya dengan memasukkan unsur bahan bakar nabati ke dalam spesifikasi bahan bakar minyak yang beredar di dalam negeri sampai dengan 10 persen dari volume. Selain itu, tengah dikembangkan pula Desa Mandiri Energi yang berbasis bahan bakar nabati untuk meningkatkan partisipasi masyarakat pedesaan di dalam penyediaan dan pemanfaatan bahan bakar nabati.
Yang tak kalah penting, pemerintah juga tengah mengajukan usulan alokasi subsidi bahan bakar nabati kepada Dewan Perwakilan Rakyat serta menyusun formula harga patokan bahan bakar nabati yang menuju harga keekonomiannya. “Kami sedang berusaha menyusun kembali formula harga Jenis bahan bakar minyak tertentu dengan memasukkan komponen harga bahan bakar nabati dalam struktur harga bahan bakar minyak,” ucap Evita.
BOBBY CHANDRA