TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Menteri Keuangan Muhammad Chatib Basri mengungkap bagaimana potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia di ASEAN. Menurut dia, performa perekonomian Indonesia sebetulnya relatif paling baik di kawasan Asia Tenggara ini.
“Karena apa? Share ekspor kita terhadap GDP (produk domestik bruto atau gross domestic product) relatif kecil dibandingkan banyak negara di Asean,” ujar dia kepada Tempo setelah menghadiri acara DBS Asian Insights Forum di Ballroom The St. Regis Jakarta, Jakarta Selatan pada Rabu malam, 15 Maret 2023.
Dia membandingkan dengan Singapura yang nilai ekspornya terhadap GDP mencapai 180 persen. Sehingga, jika perdagangan global kolaps, menurut Chatib, negara seperti Singapura pasti terpukul. Hal serupa diperkirakan bakal juga terjadi pada Thailand dan Vietnam.
Sementara di Indonesia, kontribusi ekspor terhadap GDP-nya hanya 25 persen. “Indonesia, karena share-nya relatif kecil, maka impact-nya juga terbatas gitu,” tutur Chatib.
Berdasarkan paritas daya beli (Purchasing Power Parity atau PPP) Indonesia merupakan negara dengan ekonomi terbesar kesepuluh di dunia dan termasuk dalam 20 besar dunia dalam hal nominal GDP. Hal itu, menjadi indikasi bahwa Indonesia memiliki pengaruh besar di panggung internasional.
Secara global pun, menurut Chatib, posisi Indonesia masih berjalan baik. Hal ini juga seiring dengan proyeksi Dana Moneter Internasional (IMF) soal pertumbuhan ekonomi pada tahun ini diperkirakan akan mencapai 4,6 persen pada 2023.
Selajutnya: Angka tersebut dinilai masih jauh lebih baik ketimbang ...