Kendati demikian, Sri Mulyani menilai yang seharusnya menjadi sorotan bukan PNBP yang dihasilkan melainkan berapa besaran yang pantas didapatkan BLU dengan nilai aset Rp 1.170 triliun. "Memang ini melampaui target, tapi pantas enggak menghasilkan pendapatan Rp 89,5 triliun?" ujarnya.
Karena itu, ia mendorong pengelola BLU dapat mencari titik keseimbangan agar bisa mengoptimalkan aset tanpa melakukan komersialisasi. Misanya, kata dia, BLU rumah sakit bisa melakukan investasi di bidang alat-alat kesehatan, pelayanan, atau bahkan juga honorarium kepada seluruh pekerjanya.
Sri Mulyani berharap para pengelola dan dewan pengawas BLU mulai berpikir keras, kreatif, dan inovatif untuk mencari cara agar aset yang dimiliki bisa digunakan untuk memperbaiki layanan. Terlebih, BLU mendapatkan suntikan dana secara langsung dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN). Selain untuk pengelolaan aset, dana APBN mengalir ke BLU untuk gaji karyawan dan juga dana bergulir.
"Jadi BLU ini mengelola berbagai hal yang berasal langsung dari APBN dan merupakan bagian dari keuangan negara, namun dengan kultur korporasi untuk bisa melayani masyarakat sebaik-baiknya," ucap Sri Mulyani
Pilihan editor: Sri Mulyani Bubarkan Komunitas Moge Pejabat Kemenkeu, Apa Kata Bamsoet?
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini