TEMPO.CO, Jakarta - Founder maskapai penerbangan PT ASI Pudjiastuti Aviation atau Susi Air, Susi Pudjiastuti menjelaskan mengenai komposisi pilot di perusahaannya.
"Karena memang pilot-pilot kita (Indonesia) yang terbang di wilayah-wilayah Papua sangat jarang," kata Susi dalam acara konferensi pers di Jakarta, Rabu, 1 Maret 2023.
Ia mengatakan komposisi pilot Warga Negara Indonesia (WNI) di Susi Air lebih banyak ketimbang pilot Warga Negara Asing (WNA). Dia menjelaskan ada sekitar 90 orang pilot Indonesia.
Jumlah tersebut mencapai 75 persen dari total komposisi. Sedangkan jumlah pilot asing di Susi Air hanya 25 persen.
"Kebanyakan yang luar itu ya yang bush pilot tadi, yang pegunungan-pegunungan. Memang kita cuma bisa dapat untuk skill bush pilot rata-rata, yang mau tinggal, ya dari luar," ungkap mantan Menteri Perikanan dan Kelautan itu.
Oleh karena itu, pilot Indonesia di Susi Air rata-rata terbang di wilayah Sumatera, Kalimantan, dan Papua sebagai co-pilot.
"Tapi kalau (pesawat) Porter itu kan single pilot. Jadi porter itu biasanya yang sudah sangat qualified," tutur Susi.
Dia mengatakan seorang pilot tidak akan menjadi kapten di Porter jika jam terbangnya di bawah 2.000 hingga 3.000.
Selain itu, biasanya pilot Susi Air harus terbang di Jawa, Sumatera, dan Kalimantan terlebih dulu baru kemudian terbang untuk Papua.
"Jadi itu kira-kira mitigasinya. Biasanya pilot yang very skillful, ready untuk mendapatkan tantangan alam di Papua, dan qualified secara training di kita," ujarnya.
Pilihan Editor: Pilot Disandera, Bos Susi Air: Aksi Resign akan Tinggi bila Penyelesaiannya Tak Berjalan Baik
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini