TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara mengatakan hilirisasi bakal menjadi sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia yang paling utama. Menurutnya, Indonesia tidak mungkin dari keluar dari middle income trap atau jebakan pendapatan kelas menengah, menciptakan pertumbuhan ekonomi baru, dan menciptakan pendapatan per kapita lebih tinggi tanpa mengandalkan sektor manufaktur.
“Nggak bisa dari agrikultur, terus lompat ke jasa. Jadi, pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan adalah hilirisasi sumber daya alam, karena itu yang kita punya,” kata Suahasil dalam acara Economic Outlook & Everlasting Transformative Leadership yang disiarkan langsung melalui YouTube PLN Pusdiklat, Senin, 13 Februari 2023.
Suahasil menjelaskan, ketika Presiden Joko Widodo alias Jokowi membuat kebijakan larangan ekspor, yang menjadi substansi adalah dorongan untuk hilirisasi di dalam negeri. “Ambil sumber daya alam, diproses lebih lanjut di dalam negeri,” kata dia.
Dalam melakukan hilirisasi, pemerintah menginginkan penggunaan produk dalam negeri yang optimal. Sebab jika melakukan impor, hasilnya tidak akan signifikan bagi ekonomi Indonesia. Uang yang dihasilan dari dalam negeri, akan kembali ke luar negeri.
Hilirisasi, Suahasil melanjutkan, bukan sekadar soal tingkat komponen dalam negeri atau TKDN. Hilirisasi mestinya bisa menciptakan rantai produksi yang melibatkan peran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
“Ketika Bapak Presiden sudah mengatakan tahun 2024 kredit perbankan harus dikucurkan untuk UMKM, esensinya adalah untuk menciptakan UMKM baru,” ujar Suahasil.
Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintahan Jokowi memang mendorong kebijakan larangan ekspor untuk hilirisasi. Baru-baru ini, Jokowi juga mengatakan hilirisasi menjadi kunci Indonesia menjadi negara maju.
Jokowi memberi contoh larangan ekspor bijih nikel yang mendongkrak pendapatan negara. Dari yang sebelumnya US$ 1,1 miliar, kata dia, melompat hingga ke angka US$ 30 miliar. Dia menuturkan upaya hilirisasi mesti diperluas ke komoditas lainnya.
“Nanti lari ke bauksit, timah, lari ke tembaga, ke emas, ke gas alam, dan minyak. Ini betul-betul harus secara konsisten kita kerjakan dan jadilah kita negara maju,” ucap Jokowi dalam acara dalam Pertemuan Industri Jasa Keuangan yang disiarkan secara virtual pada Senin, 6 Februari 2023.
Merespons pernyataan Jokowi, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan larangan ekspor emas akan dilakukan secara bertahap. Sehingga, pada akhirnya membuka lapangan kerja.
“Proses hilirisasi harus berjalan sampai kita bisa menghasilkan produk akhir yang bisa menghasilkan nilai tambah tinggi. Itu kan bisa menciptakan lapangan kerja,” kata Arifin ketika ditemui wartawan di Kantor Kementerian ESDM, Jumat, 10 Februari 2023.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini