"Saat ini, Asean tidak lagi dilihat sebagai kekuatan regional yang hanya menjadi pemain pinggiran ekonomi global. Melainkan kawasan yang memiliki basis ekonomi kuat bahkan berperan penting dalam kerja sama multilateral. Asean sudah menjadi basis produksi, konsumsi, inovasi dan rantai pasok global atau yang kita sebut episentrum pertumbuhan," kata Arsjad.
Melihat pentingnya posisi Asean dalam ekonomi global, dia pun mengajak kalangan pebisnis yang tergabung dalam Asean-BAC untuk bisa memposisikan Asean di pusat arsitektur ekonomi global sebagai tujuan bersama. Caranya melalui berbagai inovasi teknologi dan bisnis serta menjalankan praktik inklusivitas.
"Salah satu tujuan Asean adalah mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan pengembangan budaya di kawasan. Untuk mencapai ini lebih lanjut, kami mengidentifikasi lima prioritas utama yang harus kami atasi bersama," tutur Arsjad.
Lima prioritas utama yang sudah diidentifikasi Asean-BAC yaitu, pertama, proliferasi dan adopsi transformasi digital dan inklusi digital yang penting dalam mencapai efisiensi dan kesetaraan bagi semua penduduk di dalamnya melalui pemanfaatan teknologi. Kedua, praktik pembangunan berkelanjutan untuk pelestarian, keamanan dan kesehatan kawasan dan planet secara umum.
Ketiga, sejalan dengan prioritas Asean tahun ini, untuk mempersiapkan tantangan krisis di masa depan, melalui ketahanan pangan. Keempat ketahanan kesehatan. Pandemi Covid-19 telah memperjelas kebutuhan untuk memperkuat sistem dan infrastruktur kesehatan di kawasan Asia Tenggara.
"Terakhir, Asean-BAC Indonesia akan melanjutkan upaya fasilitasi perdagangan sebagai prioritas tambahan kepemimpinan tahun ini. Hal ini sangat penting karena ASEAN sedang dalam fase pemulihan ekonomi dan bisnis pascapandemi Covid-19," ucap Arsjad.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini