Proyek pembangunan Bendungan Lolak Paket I dikerjakan sendiri oleh perseroan selaku kontraktor utama, seperti dikutip dari Antara. Sedangkan untuk Paket II dikerjakan oleh perseroan dengan membentuk Kerja Sama Operasi (KSO) bersama dengan ASHFRI.
Bendungan ini memiliki luas area genangan 97,46 hektare dengan kapasitas tampung mencapai 16,1 juta meter kubik. Dengan kehadiran Bendungan Lolak itu tentu akan banyak memberikan manfaat, diantaranya berfungsi sebagai penyediaan air irigasi untuk daerah seluas 2.214 hektare. Selain itu, bendungan tersebut juga akan menjadi sumber penyediaan air baku 500 liter per detik.
Fungsi Bendungan Lolak
Kehadiran bendungan dengan tipe zona Inti Tegak dan memiliki daya tampung hingga 6,1 juta per meter kubik ini memiliki banyak sekali manfaat terutama untuk Provinsi Sulawesi Utara.
Bendungan Lolak juga akan berfungsi sebagai pembangkit listrik dari air keluaran waduk dengan potensi listrik sebesar 2,43 MW, pengendali banjir yang dapat mereduksi debit banjir sebesar 12 persen.
Tidak hanya itu, Bendungan Lolak juga akan menjadi destinasi tempat pariwisata baru di daerah Bolaang Mondow dan lahan ex borrow dapat dimanfaatkan menjadi Hutan Buah produktif.
Sebagai informasi, lahan ex borrow adalah lahan bekas penggalian yang telah kehilangan lapisan tanah teratas (top soil) dan di bawah permukaan (sub soil). Lahan tersebut memiliki permukaan yang tidak rata dan terdapat lereng dengan berbagai tingkat kemiringan.
Pada Mei 2022, Kepala Balai Wilayah Sungai Sulawesi I, I Komang Sudana melaporkan progress pembangunan Bendungan Lolak secara total 96 persen. Saat itu, impounding sudah dilakukan di bendungan tersebut.
Baca juga: Progres Bendungan Sepaku Semoi 82 Persen, PUPR: Salah Satu Sumber Air Baku di IKN
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.