TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan atau OJK Mahendra Siregar mengatakan bahwa perekonomian di Indonesia harus diperkuat. Hal itu menjadi prioritas ke depan bagi Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang terdiri dari Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, OJK, dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
“Prioritas kita ke depan perkuatan perekonomian, maka tidak ada istilah wait and see bagi investasi di Indonesia. Is all about investment, investment, investment. Kita harus siap untuk itu dan kita dorong,” ujar dia dalam konferensi pers yang disiarkan langsung di akun YouTube Indonesia Stock Exchange pada Senin, 2 Januari 2023.
Baca: Sri Mulyani: Meski 2022 Tahun yang Brutal, Perdagangan BEI Ditutup dengan Resilient
Untuk itu, Mahendra menuturkan bahwa pemerintah harus meningkatkan integritas, akuntabilitas, dan kredibilitas. Karena dengan begitu maka Indonesia akan mampu mengisi gelas yang kosong, di mana populasi investor di Bursa Efek Indonesia baru 10,3 juta atau baru 4 persen dari populasi nasional.
“Masih luas sekali, walaupun 50 persen kapitaliasasi pasar terhadap PDB nasional namun hal itu masih jauh tertinggal dari di atas 100 persen negara-negara ASEAN yang lain,” kata Mahendra.
Indonesia, kata dia, patut bersyukur, di tengah gejolak dan ketidakpastian di Eropa dan banyak negara secara global. Kinerja perekonomian Indonesia dan juga cerminannya pada kinerja pasar modal 2022 justru bertahan dan cenderung menunjukkan kinerja yang sangat positif.
“Bahkan terbaik dibandingkan dengan negara-negara di ASEAN dan Asia secara umum. Tercermin dari kinerja IHSG ditutup 4 persen meningkat dibandingkan tahun lalu,” kata Mahendra.
Aktivitas perdagangan di bursa 2022 juga disebutnya mengalami kenaikan signifikan, dan frekuensi transaksi harian mencapai 1,31 juta kali yang terbesar di ASEAN.
Selain itu, kapitalisasi pasar tertinggi mencapai angka Rp 9.500 triliun atau US$ 600 miliar artinya 50 persen terhadap PDB Indonesia, serta ada juga 59 pencatatan saham baru atau IPO pada 2022.
Selanjutnya: Ditambah lagi, Mahendra berujar...