TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah penumpang pesawat di tiga bandara yang dikelola PT Angkasa Pura I (Persero) melonjak menjelang libur tahun baru 2023 atau Nataru. Ketiga bandara tersebut adalah Bandara Internasional Juanda di Surabaya, Bandara Sultan Hasaunddin di Makassar, dan Bandara Sam Ratulangi di Manado.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Maria Kristi Endah Murni mengatakan peningkatan tercatat untuk periode keberangkatan 28-30 Desember 2022. Di Bandara Juanda, misalnya, peningkatan jumlah penumpang pesawat mencapai 70 persen. Sedangkan trafik pesawat naik 47 persen.
“Maka recovery rate sebesar 69 persen bila dibandingkan data sebelum pandemi Covid pada 2019,” ujar Kristi lewat keterangan tertulis yang dikutip pada Jumat, 30 Desember 2022
Kristi meninjau Posko Monitoring Pengendalian Transportasi Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 (Nataru). Setelah Bandara Juanda, Kristi menyebut jumlah penumpang di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar naik 49-50 persen ketimbang 2021. Namun bila dibandingkan dengan 2019, masih terdapat deviasi sekitar 12 sampai 15 persen.
Baca Juga: Cuaca Ekstrem Saat Libur Nataru, Asita: Belum Ada Laporan Pembatalan Perjalanan Wisata
“Sehingga recovery rate sebelum pandemi dan sekarang sekitar 85 persen,” ucap dia.
Sementara itu jumlah penumpang di Bandara Sam Ratulangi di Manado naik 42 persen ketimbang 2021. Seiring dengan penambahan jumlah penumpang, trafik pesawat pun meningkat 15 persen. Sehingga, recovery rate mencapai hampir 50 persen.
Selain di Bandara Sam Ratulangi, Kristi melakukan pemantauan ke Pelabuhan Manado, Pelabuhan Bitung, Pelabuhan ASDP Bitung, dan Terminal Type A Tangkoko di Bitung. Di pelabuhan tersebut, terdapat peningkatan jumlah penumpang sekitar 26 persen dibanding 2021.
“Peningkatan tersebut tentunya hal yang menggembirakan, tapi saya menghimbau semua stakeholders penerbangan untuk tetap meningkatkan kinerja masing-masing dalam hal safety, security dan services,” tutur Kristi.
Dia pun mengingatkan soal cuaca ekstrem di beberapa wilayah di Indonesia yang terjadi sebelum periode Nataru dan diprediksi akan berlangsung sampai awal tahun nanti. “Kami menghimbau kepada seluruh stakeholder penerbangan agar senantiasa waspada dan menerapkan mitigasi sebagai langkah antisipasi terhadap cuaca ekstrem,” kata Kristi.
Dalam, pelaksanaan transportasi pada masa angkutan Nataru, kata Kristi, aspek keselamatan, keamanan, dan kenyamanan tetap menjadi prioritas. Lantaran tantangan terbesar saat ini adalah cuaca ekstrem, ia menyebut perlu koordinasi intensif dan kolaborasi yang baik semua pihak.
“Agar penyelenggaraan Nataru tahun ini berjalan lancar sehingga selamat, aman dan nyaman,” ucap Kristi.
Baca Juga: Terkini: Dampak Cuaca Ekstrem Terhadap Perjalanan Wisata, Profil Bendungan Beringin Sila Rp 1,72 T
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.