Budi Karya mengaku telah melakukan perjalanan menggunakan helikopter bersama Kepala BMKG Dwikorita Karnawati untuk memantau kondisi cuaca di Indonesia. Dia berkeliling sampai Cirebon dan Merak-Bakauheni.
Berdasarkan informasi dari Kepala BMKG, Budi Karya menyebut cuaca ekstrem tidak terjadi begitu saja. Secara makro, tutur dia, ada awan yang bergerak ke arah Indonesia, yang mengakibatkan anomali cuaca terjadi.
Operasi teknologi modifikasi cuaca dilakukan sebagai antisipasi atas potensi hujan yang terjadi di beberapa wilayah dan mengakibatkan banjir. “Hari ini rencananya akan dilakukan (hujan buatan), tapi batal karena dari prediksi belum aman,” ucap dia.
Keputusan membuat hujan buatan akan diputuskan dalam satu hingga dua hari mendatang menjelang puncak mudik Nataru. Puncak mudik diperkirakan berlangsung mulai 30 hingga 31 Desember 2022.
Selain modifikasi hujan, pemerintah menyusun rekayasa lalu lintas, seperti contra flow, one way, dan sebagainya. Budi Karya melanjutkan, saat ini potensi banjir tetap ada kendati sejumlah skenario telah disusun. Sebab, ucap dia, tidak semua perkiraan BMKG aktual.
Karena itu, Budi Karya meminta masyarakat tetap waspada dan mengimbau agar tidak perlu bepergian jika tidak ada keperluan mendesak. “Perjalanan tetap kita kawal, tapi seyogianya masyarakat sedikit menahan diri. Karena secara makro, dari Lampung sampai Jawa Timur, itu memang cuaca ekstrem,” kata Budi Karya.
MOH KHORY ALFARIZI | YOHANES PASKALIS
Baca juga: Minta INACA Percepat Pemulihan Industri Penerbangan, Budi Karya Soroti Ketepatan Waktu Maskapai
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.