TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI Didiek Hartantyo memastikan perseroan terus melakukan uji coba pengoperasian kereta lintas rel terpadu alias LRT Jabodebek. Uji coba kereta tanpa masinis dengan teknologi grade of automation level 3 (GoA3) itu tengah berlangsung di lintas pelayanan satu dari Stasiun LRT Harjamukti, Depok, hingga Stasiun Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur.
“Kereta berjalan tanpa masinis jadi digerakkan dari operasional control server yang ada di Bekasi sehingga sekarang ini pengetesan (uji coba) di layanan satu prinsipnya sudah selesai,” ujar Didiek di Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan, Senin, 26 Desember 2022.
Presiden Joko Widodo alias Jokowi sempat menjajal uji coba LRT Jabodebek bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pada Senin pagi. Jokowi meminta LRT Jabodebek sudah beroperasi pada Juli 2023.
Didiek menjelaskan, setelah uji coba lintas satu selesai, kereta akan menjalani uji coba lintas pelayanan dua. Kereta akan melintas dari Stasiun LRT Cawang sampai Stasiun LRT Dukuh Atas.
KAI menargetkan seluruh sistem pengoperasian nirmasinis LRT selesai pada awal Januari sehingga uji coba berlanjut. “Baru setelah nanti satu dan dua selesa, akan dicoba dari Harjamukti sampai ke Dukuh Atas. Itu bisa lintas pelayanan satu sampai lintas pelayanan dua,” ucap Didiek.
Selepas uji coba di lintas pelayanan satu dan dua kelar, Didiek mengatakan KAI akan memperpanjang rute operasi LRT dari Stasiun Cawang ke Bekasi Timur. Rute ini merupakan lintas pelayanan tiga, yang dilanjutkan dengan pengoperasian menuju Depo atau tempat parkir kereta. Uji coba ini ditargetkan berlangsung pada Februari atau awal Maret 2023.
Baca Juga: Resmikan Stasiun Manggarai Tahap I, Jokowi: Salah Satu yang Tersibuk di Indonesia
“Harapannya, di akhir Juni atau awal Juli 2023, LRT Jabodebek akan kita operasikan. Dan di tahun pertama akan mengakut kira-kira 137 ribu penumpang dengan harga yang terjangkau,” tutur Didiek.
LRT Jabodebek merupakan salah satu proyek strategis nasional (PSN) pengembangan angkutan massal perkotaan. Infrastruktur itu dibangun untuk mengurangi tingkat kemacetan di Ibu Kota dan jalur penyangga Jakarta seperti Bogor, Depok, dan Bekasi.
LRT Jabodebek dapat menampung hingga 700 penumpang dengan rata-rata frekuensi kereta per hari sebanyak 400 perjalanan. Kereta layang ini sudah terintegrasi dengan moda transportasi lainnya, yakni Trans Jakarta dan Jaklingko, Trans Patriot, KRL Komuter, Kereta Bandara Soekarno-Hatta, dan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB).
Menhub Budi Karya Sumadi mengaku sempat berdiskusi dengan Jokowi soal target operasi LRT Jabodebek. “Kami diskusi dengan Pak Presiden, dan Pak Presiden minta ini segera diselesaikan,” ujar Budi Karya.
Menurut Budi Karya, pembangunan LRT Jabodebek sudah selesai. Namun dibutuhkan sinkronisasi dari seluruh sistemnya. Pemerintah juga memastikan waktu tunggu atau headway LRT sesuai dengan rencana, yakni 3 menit.
“Tentu komunikasinya banyak sampai ke titik pemberhentian itu harus pas. Oleh karenanya, tadi disetujui Pak Presiden untuk Juni atau Juli 2023 kita resmikan. Saya ucapkan terimakasih kepada Presiden Jokowi, dan kementerian lain yang memberikan support,” tutur Budi Karya.
Dalam uji cobanya, Jokowi bersama Budi Karya dan rombongan menaiki kereta sepanjang 9 kilometer yang ditempuh dalam waktu sekitar 12 menit. Kereta menempuh kecepatan 80 kilometer per jam dari Stasiun LRT Harjamukti, Depok sampai ke Stasiun TMII, Jakarta Timur.
“Kereta ini nyaman, cepat, tidak berisik, dan tanpa masinis. Yang membanggakan adalah ini buatan INKA (dalam negeri), termasuk sistem tanpa masinisnya,” ujar Jokowi.
Jokowi berharap, pada Juli 2023, LRT Jabodebek sudah bisa beroperasi berbarengan dengan kereta cepat Jakarta-Bandung. “Ini baru selesai 87 persen. Deponya masih dalam penyelesaian, dan hal-hal kecil berkaitan dengan sinkronisasi sistem,” kata dia.
Baca Juga: Jokowi Uji Coba LRT Bareng Menhub: Nyaman, Cepat, Tidak Berisik
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.